Renungan 8 Mei 2013

Hari Rabu Pekan Paskah VI

Kis 17:15.22-18:1

Mzm 148: 1-2.11-12ab.12c-14a

Yoh 16:12-15

Bila Roh Kebenaran itu datang…
Selama beberapa hari terakhir ini Penginjil Yohanes mengantar kita untuk memahami Tuhan Allah Tritunggal, Bapa, Putra dan Roh Kudus. Kita mengaku percaya pada satu Allah dalam tiga pribadi, Tritunggal Mahakudus. Saya ingat Paus Benediktus XVI pernah berkata, “Allah tidak sendirian, namun merupakan persekutuan sempurna.” Pertanyaan umum yang muncul: Apakah orang-orang kristiani percaya pada tiga Allah sebagaimana dikatakan banyak orang yang tidak seiman dengan kita? Kita tidak menyembah tiga Allah yang berbeda tetapi satu Allah yang merupakan tiga pribadi dan tetap merupakan satu kesatuan. Kita mengenal Allah melalui Yesus Kristus. Dia adalah sang Putra, yang menyebut Allah sebagai BapaNya di Surga. Yesus berkata: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30).Yesus berdoa kepadaNya dan mengutus Roh Kudus, yang merupakan kasih dan cinta dari Bapa dan Putra. Itulah sebabnya kita dibaptis Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus (Mat 28:19).
Yesus juga menjanjikan Parakletos atau Roh Penghibur dan Pembela. Siapakah Parakletos itu? Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Tritunggal Mahakudus yang memiliki keilahian sama dengan Allah Bapa dan Putra (KGK 243-248; 263-264).Ketika kita menemukan kenyataan bahwa Allah ada di dalam kita, kita berhubungan dengan Roh Kudus. Allah Bapa mengutus Roh PutraNya ke dalam hati kita (Gal 4:6) sehingga Ia dapat memenuhi hati kita sepenuhnya. Di dalam Roh Kudus kita menemukan kebahagiaan, kedamaian di hati dan kebebasan. St. Paulus menulis: “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu takut tetapi kamu telah menerima  Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru Abba, ya Bapa” (Rom 8:15).
Pada hari ini Yesus melanjutkan amanat perpisahanNya. Ia menjelaskan tentang kepergianNya untuk menghadap Bapa di Surga. Di sana Ia akan menyiapkan tempat dan akan kembali untuk menjemput supaya di mana Ia berada, para muridNya pun berada. Ia juga mempunyai dua saksi yang terang-terangan memberi kesaksian. Pertama, Roh Kudus. Roh Kudus disebutnya Parakletos dan merupakan saksi pertama dan utama. Kedua, para rasul, dimana dengan kuasa Roh Kudus akan memberi kesaksian bahwa Yesus sungguh bangkit dari alam maut. Yesus juga mengatakan bahwa banyak hal telah Ia ajarkan tetapi para muridNya belum mengerti karena  mereka belum menerima Roh Kudus.

Roh Kudus adalah Pribadi ilahi berasal dari Bapa dalam nama Yesus. Oleh karena itu Ia datang sebagai Roh Kebenaran. Ia berkata-kata berdasarkan apa yang Ia dengar dari Bapa dan Putra. Ia akan mengatakan hal-hal yang akan datang. Ia memuliakan Yesus sang Putra karena segala yang dikatakan diterima dari Yesus. Yesus menjelaskan peran Parakletos ini dalam kaitan dengan persekutuanNya sebagai Anak dengan Bapa.

 

Amanat Yesus hari ini menantang kita semua, terutama terhadap panggilan hidup masing-masing dan persekutuan tertentu yang sedang kita hayati di dunia ini. Kita bertemu dengan Yesus yang sedang menjelaskan tentang persekutuan Tritunggal Mahakudus yang dapat menginspirasikan para suami dan

istri untuk bersatu sebagai satu daging. Artinya mereka bukan lagi dua melainkan satu saja. Mungkin saja pasangan suami dan istri tidak memiliki anak tetapi persekutuan sebagai satu daging tidak dapat dipisahkan. Tidak ada anak bukan menjadi pemecah persekutuan ini. Para imam dan biarawan-biarawati diingatkan Yesus  untuk semakin setia menghayati nasihat-nasihat Injil sebagai wujud kasih “lebih dari” yang lain dalam kemiskinan, kemurnian dan ketaatannya di hadapan Tuhan. Tentu saja butuh Parakletos, Roh Penghibur yang akan mengajarkan dan mengingatkan semua yang sudah diajarkan dan dilakukan Yesus Kristus.

Lukas dalam Bacaan pertama  mengisahkan kuasa Roh Kudus di dalam diri Paulus. Meskipun sempat dipenjarakan namun, ia tetap tekun mewartakan Injil. Kali ini ia pergi ke Athena. Di Athena Paulus berusaha untuk menjelaskan Injil sesuai cara berpikir orang-orang Athena. Di atas Areopagus misalnya, Paulus menyadarkan orang-orang Athena yang sangat beribadah kepada dewa-dewa. Paulus menemukan tulisan inspiratif di jalan-jalan mereka berbunyi: “Kepada Allah yang tidak dikenal”.  Paulus terinspirasi dengan tulisan ini dan mengatakan bahwa ia hadir untuk mewartakan Allah yang tidak dikenal orang Athena itu. Allah yang diwartakan adalah Allah yang benar.

 

Siapakah Allahnya Paulus? Allah yang  menjadikan

bumi dan seluruh isinya, Tuhan langit dan bumi, tidak diam di dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, Dialah yang memberikan hidup nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.  Allah menjadikan semua bangsa dan umat manusia mendiami seluruh muka bumi dan menentukan musim-musim bagi mereka. Di dalam Allah kita dapat hidup, ada dan bergerak. Allah juga membangkitkan orang yang sudah mati. Kotbah Paulus ini tidak sepenuhnya diterima baik oleh orang-orang Athena terutama setelah mendengar tentang kebangkitan orang mati. Paulus sekali lagi ditolak di Athena. Tetapi nama-nama ini patut dicatat sebagai bagian dari evangeliasi di Athena: Dionisius dan Damaris. Paulus meninggalkan Athena dan pergi ke Korintus.

 

Kisah Paulus ini menarik perhatian dalam hidup misioner. Sebagaimana Yesus sendiri ditolak, demikian Paulus juga mengalami penolakan. Sebagaimana Yesus dianiaya, Paulus juga mengalami penganiayaan. Tetapi kehebatan Paulus adalah ia tetap bertahan dan berani mewartakan Injil. Dia tidak pernah mau mundur dari cintanya kepada Kristus. Paulus mengakui bahwa Kristus ada  dan hidup di dalam dirinya.

 

Doa: Tuhan kami bersyukur dan berterima kasih kepadaMu karena Engkau sebagai Allah kami mengajarkan persekutuan Tritunggal Mahakudus sebagai model untuk kami hayati dalam panggilan hidup kami masing-masing. Bantulah kami untuk bertekun  dalam menghayati panggilan kami masing-masing sesuai kehendakMu. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply