Homili Hari Minggu Prapaskah I/A – 2014

Hari Minggu Prapaskah I/A

Kej 2:7-9.3:1-7

Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17

Rm 5:12-19

Mat 4:1-11

Tergoda juga ya!

Fr. JohnAda seorang romo pernah sharing pengalamannya. Ketika sedang terbaring di rumah sakit, ia merasa kesepian. Ia lalu mengingat masa-masa lalunya dan berhenti pada seorang sahabat wanita yang pernah menarik hatinya. Wanita itu sudah menikah dan bahagia di dalam perkawinannya. Romo itu merasa CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Ia mengangkat HPnya, mencari nama sahabatnya itu. Setelah menemukan namanya, ia hendak menekan HPnya tetapi ada suara yang muncul dalam hatinya: “Ingat, anda sudah menjadi Romo. Hidup lamamu sudah berlalu”.  Ia mengulur niatnya untuk menekan no Hp sahabatnya itu. Untuk kedua kalinya ia mengalami hal yang sama. Akhirnya untuk ketiga kalinya ia tergoda lagi untuk menekan juga nomor HP itu. Ada suara seorang ibu, setengah baya yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri, yang sudah menjadi istri orang. Suara ibu itu menyapanya: “Halo Romo, apa khabar? Lama tidak ada berita, semoga selalu setia dalam imamatmu di tanah misi”. Romo itu menjawab, “Saya di sini baik-baik saja dan selalu mendoakanmu dan seluruh keluarga. Tuhan memberkati ya.” Tadinya Romo itu mau mengisi kesepiannya ternyata ia sadarkan sahabat lamanya untuk tetap pada jalan panggilannya.

Pada hari Minggu pertama masa Prapaskah ini kita semua merenungkan tentang godaan dari iblis. Pada malam paskah kita semua akan membaharui janji baptis dengan mengatakan bahwa kita melawan iblis dan segala kuasa kejahatan di dunia ini. Iblis sedang bekerja di dunia ini. St. Petrus berkata: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1Pt 5:8). Orang-orang yang selalu tergoda dan jatuh dalam dosa berasal dari iblis sebab iblis berbuat dosa dari mulanya (1Yoh 3:8).

Di dalam bacaan pertama dari Kitab Kejadian kita medengar kisah manusia pertama jatuh di dalam dosa karena godaan iblis. Tuhan pada mulanya memiliki rencana yang ilahi dan baik bagi manusia. Rencana Allah yang baik itu ditunjukkan dengan membentuk manusia dari debu tanah (Adamah) dna menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kej 2: 7). Manusia memiliki posisi yang agung dalam pikiran Tuhan.  Tuhan tidak hanya menciptakannya dan selesai. Ia juga menciptakan taman eden, aneka pepohonan yang menghasilkan buah-buahan. Pohon kehidupan dan pohon pengetahuan yang baik dan jahat ditempatkan Tuhan di pusat taman Eden. Tuhan melarang manusia pertama untuk tidak memakan buahnya. Iblis dalam wujud ular menggoda Hawa untuk mengambil dan memakan buah pohon itu. Ini adalah godaan soal makanan. Manusia pertama jatuh dalam dosa karena mereka lebih taat kepada iblis daripada kepada Tuhan. Mereka menyalahgunakan kebebasan sebagai anak Allah di hadirat Tuhan. Pada akhirnya mereka juga menyadari kehinaan diri di hadirat Tuhan.

Dosa manusia pertama memiliki dampak di dalam hidup kita saat ini. Setiap saat selalu ada godaan yang datang silih berganti. Ketika hendak melakukan kebaikan selalu ada kejahatan yang melawannya. Kematian dan kerja keras untuk bertahan hidup juga merupakan dampak dari dosa manusia pertama. Namun Tuhan selalu memiliki rencana untuk menyelamatkan manusia. Manusia pertama tidak taat, ia jatuh dalam dosa dan sudah berlalu. Kasih dan kemurahan Tuhan tidak akan berlalu.

St. Paulus dalam bacaan kedua mengatakan bahwa dosa telah masuk ke dalam dunia lantaran satu orang dan karena dosa itu maka masuklah juga maut ke dalamnya. Maut juga menjalar karena semua orang berbuat dosa. Kasih karunia Allah sangat besar dan melampaui segalanya. Berkaitan dengan hal ini, St. Paulus: “Sebab jika karena pelanggaran satu orang itu semua orang telah jatuh dalam kuasa maut, jauh lebih besarlah kasih karunia dan anugerah Allah, yang dilimpahkanNya atas semua orang lantaran satu orang yaitu Yesus Kristus. Kasih karunia Allah jauh lebih besar daripada dosa satu orang” (Rm 5:15-16). Ketaatan Kristus membenarkan atau menyelamatkan kita semua.

Yesus memang tahan terhadap godaan. Penginjil Matius mengisahkan bahwa setelah dibaptis di sungai Yordan, Yesus dituntun oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai. Godaan adalah musuh dari jiwa kita. Ada tiga aspek oentng dalam godaan yang dialami Yesus. Pertama, harta duniawi. Iblis berkata: “Jikalau Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu itu menjadi roti” (Mat 4:3). Godaan ini berhubungan dengan hak milik yang dimiliki. Orang bisa tergoda dengan harta benda dan menjadi manusia gila harta. Godaan ini sangat actual dalam hidup bermasyarakat tertutama dalam kasus korupsi, pencucian uang dan lain sebagainya. Orang yang gila harta dapat menghancurkan keluarga!

Kedua, Kedagingan. Iblis berkata kepada Yesus: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah dirimu ke bawah, sebab ada tertulis: “Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikatNya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya supaya kakimu tidak terantuk pada batu” (Mat 4: 6). Godaan ini mengatakan tentang sikap kita untuk menempatkan diri kita sebagai pusat segalanya. St. Thomas Aquinas mengatakan bahwa sebab dari semua godaan adalah akibat dari segala kecenderungan manusiawi (concupiscence). Misalnya kenikmatan daging, asal muasal daru kerakuasan untuk berkuasa.

Ketiga, Kejahatan. Iblis berkata kepada Yesus: “Semua akan kuberikan kepadaMu, jika engkau sujud menyembah aku” (Mat 4:9). Godaan ini menunjukkan sikap kerakusan atau gila untuk berkuasa. Sikap in gin menguasai Tuhan dan sesama. Karena mau berkuasa orang dapat melakukan cara apa saja, dengan menyogok atau memberi uang tutup mulut, melakukan “serangan fajar” dan money politic, gelar-gelar palsu, intimidasi untuk pihak yang lebih lemah. Semua cara kotor dapat dilakukan untuk memperoleh kekuasaan.

Yesus dalam bacaan Injil berhasil mengatasi godaan-godaan ini. Ia mengalahkan iblis sehingga iblis meninggalkanNya dan para malaikat datang untuk melayaniNya. Kita pun memiliki banyak godaan tetapi ketika terlalu mengandalkan diri maka mudah sekali iblis menguasai diri kita. Mari kita kembali kepada Tuhan, biarlah diri kita berada dalam kuasa Yesus untuk mengalahkan iblis. Jangan pernah menyerah terhadap iblis karena Yesuslah yang lebih berkuasa. Ia menyelamatkan kita satu kali untuk selamanya.

Doa: Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mengalahkan segala cobaan di padang gurun. Semoga dalam masa prapaskah ini kami juga berhasil mengalahkan segala godaan akan harta, kuasa dan kenikmatan daging. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply