Homili 26 April 2014

Hari Sabtu, Oktaf Paskah

Kis 4:13-21

Mzm 118:1.14-15,16ab-18.19-21

Mrk 16:9-15

Beranilah bersaksi!

Fr. JohnAda seorang sahabat yang mengeluh karena perkaranya tidak tuntas. Para saksi yang didatangkan memberi kesaksian yang berbeda dari saat ke saat. Dia bingung karena di pengadilan pun masih ada mafia dan rasanya bukan rahasia umum lagi bahwa para saksi juga dibayar. Seorang sahabat yang lain mengatakan bahwa dia juga pernah terlibat dalam satu perkara dan yang menjadi saksi itu orang yang seiman. Dia berharap bahwa kesaksiannya itu benar ternyata kesaksian palsu. Ia heran karena ada satu perintah Tuhan yang mengatakan: “Jangan bersaksi dusta” tetapi orang yang mengaku beriman itu ternyata bersaksi dusta. Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda tentang para saksi. Ada yang tulus dan jujur memberi kesaksian sesuai sumpah yang diucapkan, ada yang bersaksi karena berada di bawah tekanan. Ada juga yang bersaksi palsu demi mendapatkan sesuatu.

Pada hari ini kita masih mendengar para saksi mata memberikan kesaksian mereka tentang kebangkitan Kristus. Markus di dalam bacaan Injil menunjukkan beberapa kesaksian: Pertama, orang pertama adalah Maria Magdalena yang darinya Tuhan pernah mengusir tujuh roh jahat. Para penginjil bersaksi bahwa Maria pergi ke makam Yesus pagi-pagi buta untuk melihat makam Yesus. Ketika tiba di makam Yesus ada gempa bumi dan malaikat yang duduk di atas batu penutup makam Yesus. Maria menangis mencari Yesus hingga Yesus yang sudah bangkit mulia dikiranya penjaga taman. Untung nama Maria di sebut sehingga Maria pun menyapa Yesus “Rabuni”. Maria mendapat tugas baru untuk menyampaikan para rasul untuk menyusul Yesus ke Galilea. Namun para murid masih ragu dan belum percaya.

Kedua, Yesus menampakan diriNya kepada dua murid yang dalam perjalanan ke ke luar kota. Kiranya Emaus adalah tempat yang dimaksud (Luk 24:13-35). Yesus menemani kedua murid itu, menjelaskan Kitab Suci dan memecahkan roti pada saat makan bersama. Kedua murid memberi kesaksian tetapi komunitas Yesus masih belum percaya juga. Ketiga, Yesus menampakan diri kepada kesebelas muridNya ketika mereka sedang makan bersama. Pada saat itu Yesus mencela mereka karena mereka masih belum percaya akan kesaksian-kesaksian bahwa Ia sudah bangkit dengan mulia. Yesus lalu mengutus mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” (Mrk 16:15).

Hal-hal umum yang ditampilkan penginjil Markus adalah: Pertama, Yesus sungguh-sungguh bangkit sehingga menampakkan diriNya kepada Maria Magdalena, dua murid dalam perjalanan ke luar kota dan terakhir kepada semua murid saat mereka sedang makan bersama. Ia tidak hanya menampakkan diriNya tetapi berbicara dengan mereka. Kedua, keragu-raguan, ketidakpercayaan yang masih menguasai para muridNya. Mengapa mereka ragu-ragu dan tidak percaya? Karena Tuhan belum membuka pikiran mereka sehingga semuanya belum mengerti Kitab Suci. Mereka juga belum mendapat kekuatan dari Roh Kudus untuk berani bersaksi bahwa Yesus sungguh-sungguh bangkit. Meskipun para murid masih ragu-ragu tetapi Yesus akan memberi kekuatan RohNya kepada mereka supaya mereka mewartakanNya kepada segala makhluk.

Situasi penuh keraguan dan ketidakpercayaan berubah ketika para murid mendapat kekuatan dari Roh Kudus. Setelah hari raya Pentekosta. Petrus dan teman-temannya memberianikan diri untuk mewartakan kebangkitan Kristus secara terang-terangan. Petrus bahkan mengatakan bahwa keselamatan itu hanya ada di dalam nama Yesus Kristus. Tentu saja keberanian untuk mengajar ini dianggap membahayakan bagi kaum Yahudi. Itu sebabnya Petrus dan Yohanes sempat menjadi tahanan. Mereka dilarang untuk mengajar dalam nama Yesus, tetapi Petrus dan Yohanes justru semakin berani untuk mewartakan nama Yesus. Petrus dan Yohanes berani berkata kepada para pemimpin Yahudi: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” (Kis 4:19-20).

Kita bisa melihat letak perbedaan antara para murid sebelum pikirannya dibuka oleh Tuhan untuk mengerti Kitab Suci dengan situasi setelah mereka menerima Roh Kudus dan pikirannya dibuka oleh Tuhan sendiri. Pada mulanya mereka ragu-ragu dan tidak percaya namun akihirnya mereka percaya akan kebangkitan Kristus, mengerti Kitab Suci dan berani memberi kesaksian.

Pada saat ini kita juga dituntut untuk menjadi saksi-saksi Kristus. Kita bersaksi bukan dengan suara yang keras supaya menarik perhatian orang, tetapi kita bersaksi lewat perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan dalam karya dan pelayanan bagi segenap makhluk. Kita tidak harus berbangga sebagai orang beragama kristiani, tetapi berbanggalah sebagai orang yang beriman kepada Kristus.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk tidak meragukan kebangkitanMu tetapi menjadi percaya dan siap diutus untuk mewartakan Injil kepada segenap Makhluk. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply