Homili 8 Mei 2014

Hari Kamis, Pekan Paskah III
Kis 8:26-40
Mzm 66:8-9.16-17.20
Yoh 6:44-51

Yes, I believe!

Fr. JohnPada malam paskah, umat katolik membaharui janji baptisnya. Sebelumnya ada janji untuk menolak setan dan godaan-godaannya, kemudian membaharui iman kepada Tuhan dan Gereja katolik. Ada umat di suatu daerah yang belum mengerti dengan baik bahasa Indonesia. Romo yang memimpin Misa mengucapkan: “Percayakan saudara akan Allah…,” dan umat serentak menjawab, “Saya percaya.” Setelah semua rumusan janji baptis selesai dibacakan Romo, ia berkata: “Janji baptis kita sudah selesai.” dan umat masih menjawab: “Saya percaya.” Kadang-kadang orang berdoa tetapi tidak memiliki konsentrasi dalam doa sehingga hanya sekedar menjawab saja. Hmm, mungkin anda adalah salah seorang yang saya maksud dalam homili ini.

Hari ini kita mendengar lagi kisah tentang kegiatan missioner Filipus di Samaria dan sekitarnya. Menurut Kisah Para Rasul, Filipus berada di Samaria untuk mewartakan Injil dan membaptis banyak orang serta menyembuhkan sakit penyakit mereka. Ini merupakan salah satu kegiatan umat Allah diaspora, di mana mereka tidak lagi tinggal diam di Yerusalem tetapi menyebar ke mana-mana untuk mewartakan Injil. Hikmahnya bagi para murid adalah nama Yesus semakin dimuliakan dan banyak orang juga yang tertarik untuk datang kepada Yesus. Dialah Allah yang menyembuhkan dan menyelamatkan.

Selanjutnya Filipus diperintahkan oleh Tuhan melalui malaikatNya: “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Filipus mematuhi perintah Tuhan dan dalam waktu singkat dia berda di tempat yang dituju. Apa yang dilihatnya? Ternyata ada Sida-Sida dari Etiopia, yang barusan kembali dari peziarahannya di Yerusalem dan sedang membaca Kitab nabi Yesaya: “Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi.” (Kis 8:32-33). Tentu sida-sida itu tidak mengerti apa yang dibacakannya maka ini menjadi kesempatan bagi Filipus untuk menerangkan Kitab Suci dan membaptisnya. Sebelum membaptisnya, Filipus bertanya kepada sida-sida apakah ia sungguh percaya kepada Yesus. Ia dengan penuh iman berkata: “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.” (Kis 8:37). Filipus kemudian melanjutkan perjalanan dan karya misionernya.

Kisah perjalanan missioner Filipus ini menguatkan kita semua yang mengakui diri sebagai pengikut Kristus untuk berani mewartakan Injil. Memang kita tahu bahwa Filipus dan orang-orang beriman lainnya meninggalkan Yerusalem karena penganiayaan, tetapi berkat Tuhan melimpah di negeri-negeri yang baru. Banyak orang semakin mengenal Tuhan Yesus Kristus. Sebenarnya Tuhan Yesus sudah mengatakannya: “Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.” (Mat 28: 19). Tantangan bagi kita adalah apakah kita juga mampu menunjukkan diri sebagai orang beriman? Apakah kita juga berani berkata: “Saya sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus” seperti yang diakui sida-sida dari Etiopia?

Iman dan kepercayaan atau kesetiaan iman kita diuji dengan perkataan Yesus dalam Injil hari ini. Yesus melanjutkan diskursusNya tentang Roti Hidup dengan berkata: “Tidak seorang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” (Yoh 6:44). Kita mengakui diri sebagai pengikut Kristus bukan karena kuat dan hebatnya diri kita. Kita bisa bangga mengimani Yesus karena “ditarik” oleh Allah Bapa kepadaNya. Ini berarti Tuhanlah yang punya inisiatif untuk mengasihi, menyelamatkan, memanggil kita untuk bersatu dengan Yesus. Bersama Yesus, kita sama-sama melihat Bapa yang sama. Bapa yang bersatu dengan Yesus PuteraNya.

Yesus lebih lanjut berkata: “Akulah roti hidup. Barangsiapa makan roti yang turun dari Surga tidak akan mati. Ia akan memiliki hidup abadi.” Kita ditarik oleh Bapa untuk percaya bahwa Yesus sungguh-sungguh menjadi roti hidup yang menghidupkan kita. Dia merelakan diriNya untuk menghidupkan kita. Ini adalah tanda kasihNya yang agung, pengorbanan diriNya bagi kita. Yesus juga menguji kita dengan pernyataanNya yang bisa menggoncang iman kita. Ia berkata: “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” (Yoh 6:51). Kita ditarik oleh Bapa untuk makan daging dan minum darahNya. Secara manusiawi orang akan berpikir tentang para cannibal atau orang yang makan daging manusia. Perkataan Yesus ini nantinya menimbulkan krisis Galilea.

I believe! Apakah saya sungguh percaya bahwa Ekaristi adalah saat di mana saya, anda, kita semua memakan daging dan minum darahNya supaya kita memperoleh hidup yang kekal? Filipus sudah membuktikan bahwa ia sungguh percaya dan mencintai Yesus sehingga berani memberi kesaksian dan membaptis sia-sida dari Etiopia. Apakah kita sungguh percaya bahwa terjadi transubstansi di mana hosti menjadi tubuh Kristus dan anggur menjadi darah Kristus dalam Ekaristi?

Saya mengakhiri homili ini dengan mengutip St. Thomas Aquinas dalam syairnya tentang Sakramen Mahakudus:

Adoro Te Devote

Adoro te devote, latens deitas
Quae sub his figuris, vere latitas
Tibi se cor meum, totum subicit
Quia te contemplans, totum deficit.
Vistus, tactus, gustus, in te fallitur
Sed auditu solo, tuto creditur
Credo quidquid dixit Dei Filius
Nil hoc verbo veritatis verius.

(Kusembah dengan penuh cinta, Allah yang tersamar
Tersembunyi dalam tanda, namun sungguh itu Engkau
Bagi-Mu hatiku, seluruhnya kuberikan
Saat ku memandang-Mu, yang lain menjadi tak berarti.
Pandang raba, rasa, tak mampu mengenali-Mu
Dan hanya yang aku dengar, yang kupercayai sepenuhnya
Aku percaya kepada-Mu ya Putera Allah, apapun yang Kau katakan
Karena sabda-Mu adalah kebenaran yang sejati)

Doa: Tuhan Yesus, bantulah kami untuk selalu percaya kepadaMu. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply