Food For Thought: Bapak Pengakuan Dosa

Bapak Pengakuan Dosa

(Refleksi Injil Matius 18:15-20)

P. John SDBTuhan Yesus mengetahui realitas hidup manusia. Dengan kuasa dan wibawa, Ia mengajar kita bagaimana cara mengoreksi saudara yang melakukan perbuatan salah dan dosa. Pada prinsipnya setiap anggota jemaat memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan saudaranya yang berdosa dan berusaha untuk memenangkan kembali jiwanya yang tersesat. Tugas kita adalah menjelaskan apa adanya perbuatan salah dan dosa yang dilakukannya. Hal yang harus kita lakukan adalah berbicaralah dengan bahasa kasih. Janganlah mengomeli, memarahi dan menolaknya di dalam komunitas. Ia harus didekati dengan cara yang pas supaya ia kembali bertobat. Tuhan menyelamatkan kaum pendosa!

Dalam konteks pelayanan sebagai imam khususnya sakramen tobat. Pada suatu hari seorang datang mengaku dosa. Dia mengakui semua kesalahan dan ada yang berhubungan dengan saya. Dia datang mengakui semua dosanya termasuk dosa tertentu yang ada dalam pikiran dan perkataan dan mau ia lakukan kepada saya. Ketika melihat saya duduk sebagai Bapak Pengakuan, semua rencana dan amarah negatifnya hilang. Ia mengakui dosa apa adanya dan ia berpikir bahwa saya akan bereaksi. Saya menasihati dia supaya bertobat dan mengampuni segala dosa yang dia rencanakan bagiku. Setelah mengakui dosanya, ia sungguh-sungguh bertobat. Hingga saat ini ia masih menjadi sahabat yang baik.

Seorang Bapa Pengakuan dosa itu bukan polisi, bukan hakim dan jaksa. Bapa Pengakuan itu duduk di tempat pengakuan dosa, mengambil rupa Allah yang berbelas kasih, sabar dan suka mengampuni umatNya. Pengakuan dosa tetaplah pengakuan dosa, tidak akan keluar dari ruang pengakuan apalagi di mimbar Sabda. Imam sebagai bapa pengakuan dosa tidaklah bertugas untuk menolak, memarahi, mengomeli orang berdosa, tetapi ia justru berada bersama umat dan mengubahnya menjadi baru melalui nasihat dan penitensi yang berguna.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply