Homili Pesta Pemberkatan Basilik St. Yohanes Lateran (2014)

Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
Yeh 47: 1-2.8-9.12
Mzm 46: 2-3.5-6, 8-9
1Kor 3:9b-11.16-17
Yoh 2:13-22

Sungai Rahmat Dari Rumah Tuhan

Fr. JohnPada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan pesta pemberkatan Gereja Basilik St. Yohanes Lateran di Roma. Gedung Gereja ini didirikan oleh Kaisar Konstantinus dan diberkati pada tahun 324 oleh Paus Silvester I. Pesta ini dirayakan di seluruh Gereja Katolik sebagai ungkapan hormat dan bersekutu dengan Takhta St. Petrus. Gereja ini juga menjadi ibu dan kepala semua Gereja di Roma dan di seluruh dunia. (Omnium urbis et orbis ecclesiarum mater et caput).

Bacaan-bacaan liturgi pada hari ini mengarahkan kita untuk memahami Rumah Tuhan bukan hanya sebagai bangunan yang terbuat dari batu-batu yang bisa runtuh atau diruntuhkan tetapi rumah Tuhan yang sifatnya lebih rohani yaitu tubuh kita sendiri. Tubuh kita sebagai ciptaan yang mulia, sewajah dengan Tuhan sekaligus menjadi tempat bersemayam bagi Tuhan.

Di dalam bacaan Injil kita mendengar bagaimana Tuhan Yesus menyucikan kembali Bait Allah. Ketika masuk ke dalam Bait Allah, Ia menemukan para pedagang lembu, kambing, domba, merpati dan para penukar uang duduk dan berbisinis. Tuhan Yesus mengambil cambuk dan mengusir mereka keluar dari Bait Allah. Ia dengan tegas mengatakan: “Ambil semuanya ini dari sini dan jangan membuat rumah BapaKu menjadi tempat berjualan.” Perkataan Yesus ini mengundang reaksi dari orang-orang saat yang diusir dari dalam Bait Allah dengan meminta tanda. Ia mengatakan kepada mereka untuk merubuhkan Bait Allah dan dalam waktu tiga hari, Ia akan membangunnya kembali. Yesus mengatakan kepada mereka bahwa bait Allah adalah tubuhNya sendiri. Di dalam Tubuh Yesus semua orang merasakan kasih Allah yang berlimpah rua. Pada TubuhNya yang kudus ada keselamatan. Ia akan menderita, ditikam sampai mati untuk keselamatan manusia.

St. Paulus dalam bacaan kedua mengajak semua orang yang sudah dibaptis sebagai gereja yang hidup dan sadar diri bahwa tubuhnya adalah kediaman bagi Tuhan sendiri. Ini berarti Tuhan senantiasa hadir di dalam Gereja, lagi pula Yesus Kristus adalah dasar bagi Gereja. Umat Allah sebagai Gereja yang hidup dibangun di atas Yesus Kristus. Dengan iman dan kepercayaan bahwa umat Allah memiliki landasan rohani yaitu Yesus Kristus maka sudah selayaknya berusaha untuk menjadi kudus.

Paulus sebagai misionaris ulung mengatakan kepada jemaat di Korintus bahwa Ia adalah ahli bangunan yang cakap, telah meletakkan dasar yang kuat bagi Gereja yaitu Yesus Kristus. Oleh karena itu kesadaran yang harus dimiliki adalah setiap orang harus merasa sebagai bait Allah dan bahwa Roh Allah itu berdiam di dalam diri kita. Orientasi kita adalah kekudusan karena landasan kita adalah Kristus sendiri.

Nabi Yehezkiel dalam bacaan pertama memiliki visi yang luar biasa. Ia melihat air mengalir dari dalam bait Suci dan kemanapun air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Rumah Tuhan adalah sumber rahmat yang mengalir dan menyuburkan hidup manusia. Rahmat Tuhan itu tidak pernah berhenti, selalu baru tiap hari dan semua orang menikmatinya.

Sabda Tuhan pada hari ini mengingatkan kita bahwa Rumah Tuhan itu kudus dan kita semua patut menjaga kekuduannya. Dari dalam rumah Tuhan akan mengalir semua rahmat Tuhan bagi manusia. Kita juga disadarkan untuk bersyukur karena tubuh kita menjadi kediaman bagi Roh Tuhan. Kesadaran ini membawa kita untuk selalu berjalan dalam jalan kekudusan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply