Homili 19 November 2014

Hari Rabu, Pekan Biasa XXXIII
Why 4:1-11
Mzm 150:1-2.3-4.5-6
Luk 19:11-28

Mendahului ke Yerusalem

Fr. JohnBagian yang khas dari Injil Lukas adalah tentang kisah perjalanan Yesus ke Yerusalem (Luk 9:51-19:27). Artinya semua kegiatan Yesus di Galilea perlahan-lahan ditinggalkanNya. Ia mengarahkan mataNya ke Yerusalem dan perlahan-lahan berjalan menuju ke sana. Ia mengajar dan membuat banyak tanda heran dalam perjalananNya ini. Hal penting yang patut kita ingat adalah bahwa Yesus membawa keselamatan kepada semua orang. Ia akan menderita, wafat dan bangkit untuk keselamatan kita. Bagi kita sebagai Gereja saat ini, Tuhan Yesus mengantar kita semua berjalan menuju ke Yerusalem baru, di mana semua orang menikmati keselamatan abadi. Ia mendahului kita semua ke Yerusalem baru untuk menyiapkan tempat dan Ia akan datang kembali untuk menjemput kita supaya di mana Dia berada, kita juga berada bersama Dia selamanya (Yoh 14:2-3).

Bagaimana situasi bathin para murid yang mengikutiNya? Mereka masih berpikir secara manusiawi bahwa Yesus akan segera menjadi raja. Mereka menyangka Kerajaan Allah yang sering dikatakan Yesus akan segera terbentuk dan Yesuslah yang akan menjadi raja pertama. Ternyata pikiran mereka yang sangat manusiawi ini tidak sama dengan pikiran Yesus sebagai Tuhan. Kerajaan Allah adalah Yesus sendiri yang sedang berada di tengah-tengah mereka. Sayang sekali karena mereka juga belum mengenalNya.

Yesus memberi sebua perumpamaan tentang uang mina. Di kisahkan bahwa ada seorang bangsawan yang melakukan perjalanan jauh untuk dinobatkan sebagai raja. Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan kepada mereka sepuluh mina. Kesepuluh mina diserahkan supaya para hamba ini bisa mengembangkannya sampai bangsawan itu kembali. Waktunya pasti lama karena negeri itu jauh. Namun rencanannya untuk menjadi raja dijegal oleh orang-orang dari bangsa para hamba ini. Banyak orang tidak menghendaki dia menjadi raja.

Ketika ia kembali dari negeri yang jauh dan sudah dinobatkan sebagai raja maka ia memanggil para hamba untuk mempertanggungjawabkan uang mina yang sudah dipercayakan kepada mereka oleh tuannya itu. Hanya ada tiga hamba yang ditampilkan di sini mewakili sepuluh hamba yang menerima uang mina. Hamba pertama mengusahakan mina itu sehingga menghasilkan sepuluh mina. Ia dipuji sebagai hambai yang baik dan setia sehingga layak berkuasa untuk sepuluh kota. Hamba yang kedua melaporkan keberhasilannya mendapatkan lima mina. Ia juga dipuji sebagai hamba yang baik dan setia sehingga layak menguasai lima kota.

Hamba yang ketiga datang untuk mengembalikan uang tuannya. Ia kehilangan kepercayaan kepada tuannya sehingga berkata: “Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.” (Luk 19:20-21). Hamba ketiga ini mengadili dirinya dengan perkataannya sendiri. Siksaan dan penderitaan kekal akan dialaminya.

Yesus memberikan perumpamaan ini kepada para pendengarnya untuk mengatakan tentang tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan Kerajaan Allah. Tuhan mempercayakan segalanya bagi manusia karena Ia percaya pada manusia yang diciptakan sempurna adanya dan dapat melakukan dengan sempurna semua rencaNya. Sayang sekali karena manusia menyalahgunakan kepercayaan Tuhan di dalam diri. Cobalah kita sama-sama berpikir, banyak kali kita juga menyalahgunakan kebaikan Tuhan di dalam diri kita.

Tugas untuk mengembangkan Kerajaan Allah juga dipercayakan kepada Gereja. Gereja bertugas menghadirkan Kerajaan Allah dan diharapkan supaya Kerajaan itu menghasilkan buah-buah Kerajaan. Ia sendiri mengutus rohNya untuk menyertai Gereja hingga akhir zaman. Apakah kita sebagai Gereja menyadari tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan uang mina titipanNya ini?

Yesus mendahului ke Yerusalem. Ia juga memanggil kita untuk mengikutiNya. Yohanes dalam Kitab Wahyu, mengingatkan kita akan panggilan Tuhan supaya kita bersatu denganNya. Yohanes melihat dalam penglihatan kudusnya: “Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.” (Why 4:1). Mari kita mengikuti Tuhan kita.

Doa: “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” (Why 4:11).

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply