Food For Thought: Rendah hati…

Rendah hati itu…

P. John SDBTuhan Yesus pernah berkata kepada para muridNya: “Aku lemah lembut dan rendah hati” (Mat 11:29). Ia tidak hanya berkata tetapi melakukannya di dalam hidupNya. Buktinya: Ia melayani, membasuh kaki bahkan rela wafat di kayu Salib. Tuhan merendahkan diriNya di hadapan manusia pendosa. St. Paulus mengatakan bahwa Yesus dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati (Flp 2:8). Belajar dari Yesus, Paulus mengaku merendahkan diri supaya jemaat di Korintus bisa ditinggikan (2Kor 11:7). Ia mengajak: “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukanlah kasihmu dalam saling membantu.” (Ef 4:2). Daud pernah berkata kepada Tuhan: “Orang-orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang-orang yang mencari Tuhan akan memuji-muji Dia. Biarlah hatimu hidup untuk selamanya.” (Mzm 22:26).

Apakah maksud kebajikan kerendahan hati? Kerendahan hati atau ‘humility’ berasal dari kata ‘humus’ (Latin), artinya tanah. Humus itu tidak kelihatan tetapi bisa memberi kesuburan pada tanah dan tanaman. Kerendahan hati itu kebajikan yang tidak dikatakan tetapi dilakukan sehingga sesama menjadi bahagia. Santo Agustinus mengatakan bahwa kerendahan hati adalah jalan yang pasti membawa seseorang kepada Tuhan. Ia mengatakan, pertama-tama, kerendahan hati, kemudian, kerendahan hati, dan yang terakhir, kerendahan hati; untuk menekankan pentingnya kerendahan hati untuk mencapai kesempurnaan rohani. Ia juga mengatakan bahwa dosa kesombongan telah menjadikan malaikat menjadi iblis, hanya kerendahan hati yang dapat menjadikan manusia menjadi malaikat.

Saya mengakhiri renungan ini dengan mengutip Robert Burton, seorang pemikir Inggris yang berkata: “Banyak orang bangga dalam semangat kerendahan hati, mereka bangga bahwa mereka tidak bangga.” Jadilah pribadi yang lemah lembut dan rendah hati seperti Yesus sendiri.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply