Homili Hari Minggu Paskah III/B – 2015

Hari Minggu Paskah III
Kis. 3:13-15,17-19
Mzm. 4:2,4,7,9
1Yoh. 2:1-5a
Luk. 24:35-48

Ikut Mengalami Kebangkitan Kristus

Fr. JohnPara Rasul Yesus dari Nazaret, mulanya adalah orang-orang biasa yang hidupnya juga diliputi ketakutan dan keraguan. Setelah menerima kedatangan Roh Kudus pada hari Raya Pentekosta, mereka menjadi berani untuk mewartakan Tuhan Yesus Kristus yang bangkit dari kematian-Nya. Mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan Yesus dengan mewartakan Injil, menyembuhkan orang-orang sakit dan mengusir setan-setan. Pada suatu kesempatan, tepatnya jam 3 sore, Petrus dan Yohanes masuk ke dalam Bait Allah. Mereka menemukan seorang pria yang lumpuh sejak lahir. Ia sempat meminta sedekah kepada Petrus dan Yohanes, tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazareth itu, berjalanlah.” (Kis 3:6). Pria yang lumpuh itu pun sembuh dalam nama Yesus dan mengikuti mereka. Kisah sederhana ini menandakan bahwa Tuhan Yesus senantiasa menyertai para murid-Nya. Semua pekerjaan dilakukan bukan atas nama mereka sendiri tetapi atas nama Tuhan Yesus Kristus.

Peristiwa penyembuhan pria lumpuh di Bait Allah ini menjadi momen penting bagi para rasul untuk memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus Kristus. Lagi pula banyak orang heran dan mengerumuni para rasul. Petrus mengatakan kepada mereka tentang jati diri Yesus Kristus: “Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi.” (Kis 3:13-15). Inti pewartaan Petrus adalah bahwa Yesus Kristus adalah Hamba Allah. Ia sudah wafat dan bangkit. Petrus dan para murid lainnya adalah saksi mata. Mereka mengalami sendiri kebangkitan Kristus.

Apa yang harus mereka lakukan sebagai orang yang mengalami kebangkitan Kristus? Bagi Petrus, segala sesuatu yang sudah dilakukan orang-orang Yahudi bagi Yesus adalah wujud ketidaktahuan mereka. Namun demikian, Allah tetap bekerja untuk mewujudkan janji-Nya yaitu bahwa Yesus Hamba-Nya bangkit dari kematian. Untuk itu Petrus mengajak mereka untuk sadar diri dan bertobat sehingga dosa mereka bisa dihapuskan. Pengalaman akan Yesus yang bangkit mulia ditandai dengan kesadaran untuk bertobat sehingga mereka bisa layak bagi Tuhan.

Yohanes dalam bacaan kedua mengingatkan kita supaya jangan berbuat dosa lagi. Ajakan ini mirip dengan doa tobat yang selalu kita doakan setelah mengakui dosa-dosa kita. Dalam doa tobat kita mengatakan kepada Tuhan Allah: “Tuhan Yang Maharahim, aku sungguh menyesal atas dosa-dosaku dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu, hendak memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat dosa lagi.” Banyak orang mengaku dosa tetapi tidak bertobat. Mereka selalu mengulangi dosa-dosa yang sama. Kebiasaan mengulangi dosa yang sama bisa menutup jalan untuk mengalami kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes juga mengingatkan supaya kita menyadari kelemahan sebagai orang berdosa dan percaya bahwa kita memiliki seorang pengantara kepada Bapa yaitu Yesus Kristus yang adil. Yesus adalah pendamai dosa kita dan dosa seluruh dunia. Tugas kita adalah mengikuti perintah-perintah-Nya supaya kasih Allah menjadi sempurna di dalam hidup kita. Pengalaman akan kebangkitan Kristus adalah pengalaman untuk menolak dosa.

Di dalam bacaan Injil kita mendengar pengalaman akan Kristus yang bangkit. Tuhan Yesus menampakkan diri kepada kedua murid dalam perjalanan ke Emaus dan mereka mengenal-Nya setelah Ia memecah-mecahkan roti. Ia menampakkan diri-Nya kepada semua murid yang sedang berkumpul bersama. Ia menyapa mereka: “Damai sejahtera bagi kamu!” Namun para murid masih dalam suasana ketakutan dan keraguan. Mereka mengira bahwa Yesus adalah hantu. Ia lalu menunjukkan diri-Nya apa adanya bahkan memakan sepotong ikan goreng di hadapan mereka.

Buah dari pengalaman kebangkitan ini adalah sukacita di dalam hati para murid-Nya. Ia menganugerahkan damai, sukacita dan terang bagi mereka untuk mengerti Kitab Suci. Berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa juga disampaikan kepada segala bangsa. Sekali lagi, para rasul diingatkan bahwa mereka adalah saksi-saksi kebangkitan.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini membantu kita untuk ikut mengalami kebangkitan Kristus. Dampak dari pengalaman akan kebangkitan Kristus adalah pertobatan, damai dan sukacita. Orang yang mengalami kebangkitan Kristus akan bertobat seperti para rasul dan mendedikasikan dirinya hanya untuk Tuhan. Orang yang mengalami kebangkitan Kristus akan membawa damai kepada sesama sehingga layak disebut anak-anak Allah. Orang yang membawa damai akan membawa sukacita kebangkitan kepada sesamanya. Apakah anda juga mengalami kebangkitan Kristus?

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply