Food For Thought: Selalu berbuat baik

Selalu berbuat baik!

Ada seorang ayah yang selalu menasihati anak-anaknya untuk berbuat baik. Konon anak-anak sampai bosan medengar nasihatnya ini. Pada suatu hari si bungsu bertanya kepada ayahnya: “Ayah, mengapa selalu menasihati kami untuk selalu berbuat baik?” Ayahnya menjawab: “Sebab kebaikan yang sudah ayah terima sedang kalian rasakan”. Anak-anak mengangguk dan tidak berani bertanya lagi kepadanya. Mereka tentu mengerti bahwa ayahnya pernah mengalami kebaikan dari orang lain dan kini giliran mereka untuk mengalami kebaikan dan nantinya berbagi kebaikan dengan ortang lain. Memang benar apa yang dikatakan St. Theresia dari Kalkuta: “Jangan biarkan setiap orang yang datang pada anda, pergi tanpa merasa lebih baik dan lebih bahagia. Jadilah ungkapan hidup dari kebaikan Tuhan. Kebaikan dalam wajah anda, kebaikan dalam mata anda, kebaikan dalam senyum anda.”

Bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini mengajak kita untuk selalu berbuat baik kepada semua orang. St. Paulus dalam bacaan pertama mengatakan: “Dalam segala hal kami tidak memberi alasan seorang pun tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami ini pelayan Allah, yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran segala penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berpayah-payah…” (2Kor 6: 4-5). Pokoknya pengalaman penderitaan dan kemalangan sebagai rasul Kristus. Namun satu hal yang penting adalah Paulus dan teman-temannya tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.

Tuhan Yesus membuka pikiran para rasul untuk selalu berbuat baik dan mengasihi sesamanya. Prinsip lama mengatakan bahwa mata harus diganti dengan mata, gigi diganti dengan gigi. Tuhan Yesus mengajarkan kita supaya jangan melawan orang yang berbuat jahat kepada kita. Kalau saja ada yang orang yang menampar pipi kanan maka kita memberi pipi kiri juga. Pada saat itu orang yang masih memiliki hati nurani akan berubah untuk tidak berbuat jahat sebab ia melihat kebaikan di dalam diri kita. Kalau orang meminta baju, kita memberi jubah. Kalau dipaksa mengantar seseorang sejauh satu mil maka berjalanlah bersama orang itu dua mil. Ini adalah perbuatan baik dan perbuatan kasih. Seorang murid sejati akan mengikuti perintah Yesus.

Mengapa Yesus menghendaki kita hidup demikian? Sebab Ia sendiri melakukannya di dalam hidup-Nya. Ia menerima penderitaan dan kemalangan tanpa berbantah-bantah. Ia menunjukkan ketataan-Nya kepada Bapa sampai tuntas. Ketataan Yesus adalah tanda kasih dan kebaikan-Nya kepada orang berdosa. Kita pun dipanggil ke dalam jalan yang sama. Jangan berhenti mengasihi. Jangan berhenti berbuat baik.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply