Homili 28 Agustus 2018

Terlambat aku mengasihimu!

Hari ini kita mengenang St. Agustinus. Ia memiliki masa lalu yang kelam tetapi Tuhan hadir dan mengubah seluruh hidupnya. Ia sadar diri bahwa masa lalu yang gelap semata-mata karena kesombongan manusiawinya. Ia berkata: “Adalah kesombongan yang mengubah malaikat menjadi setan; adalah kerendahan hati yang membuat manusia sebagai malaikat.” Kesombongan manusiawi dapat merendahkan martabat manusia. Orang sombong biasanya beperilaku beda dengan manusia lainnya. Dalam pikiran Agustinus, kesombongan itu mengubah malaikat atau pesuruh Allah menjadi setan yang memecah belah hidup manusia. Kerendahan hati adalah kebajikan yang tak dapat diungkapkan tetapi dapat di lakukan dalam hidup nyata. Kerendahan hati mengubah manusia menjadi malaikat. Agustinus berbicara dari pengalaman hidupnya. Boleh dikatakan habis gelap terbitlah terang.

Agustinus juga berkata: “Tuhan mengasihi kita masing-masing seolah-olah hanya salah satu dari kita.” Memang, apapun hidup kita, siapakah diri kita di hadirat Tuhan, kita pasti akan merasakan kasih-Nya. Kasih dan kemurahan-Nya akan tetap meliputi kita. Ia tidak menghitung dan mengungat kesalahan kita sebab Tuhan adalah kasih. Maka Agustinus benar ketika berkata: “Ketika cinta tumbuh dalam diri anda, keindahan pun ikut bertumbuh karena cinta adalah keindahan jiwa.” Orang yang mampu mengasihi adalah orang yang memiliki jiwa yang suci dan murni. Mereka ini dapat melihat Allah dengan mata kepalanya. Agustinus mengatakan bahwa dunia adalah sebuah buku, dan mereka yang tidak melakukan perjalanan hanya membaca sebuah halaman. Mereka yang melakukan perjalanan saja rajin membaca, apalagi ketika berjalan sendiri, tanpa teman. Mereka ini akan membaca hanya satu halaman saja.

Terlepas dari semua perkataannya ini, ada satu perkataan singkatnya yang menyimpulkan semua perkataan Agustino di atas: “Tardi Ti ho amato” artinya betapa terlambatnya aku mengasihi-Mu. Sebagai manusia kita selalu berpikir bahwa kita tidak terlambat dalam mengasihi. Tuhan akan tetap setia mengasihi kita apa adanya. St. Agustinus tetaplah orang kudus yang optimis dan sangat menginspirasi. Maka marilah kita bertobat seperti St. Agustinus. Tidak ada satu kesulitan yang kita hayati dalam hidup ini.

Tardi ti ho amato. ..

Salam hangat,

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply