Homili Hari Minggu Advent ke-IV/C – 2018

Hari Minggu Adven IV/C
Mi 5:2-5a
Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19
Ibr 10:5-10
Luk 1:39-45

Firman Tuhan menjadi nyata

Pada hari ini kita semua memasuki hari Minggu Advent ke-IV tahun C. Saya mengingatkan kita semua untuk memperhatikan lilin-lilin advent yang diletakkan pada lingkaran advent didekat altar. Tampak bagi kita lilin keempat yang berwarna ungu dinyalahkan untuk dua hari terakhir sebelum kita merayakan Natal. Lilin advent keempat ini merepresentasikan rasa damai dalam hati manusia, dan biasanya orang menyebut lilin ini sebagai lilin para malaikat. Mengapa? Kita semua mengingat malam Natal yang indah di mana para malaikat memberitahukan para gembala bahwa Yesus telah lahir di Bethlehem adalah pembawa damai. Ia datang ke dunia supaya orang dapat terbuka kepada Allah dan saling terbuka sebagai sesama manusia. Lilin para malaikat yang merepresentasikan damai ini membantu kita untuk bertumbuh sebagai pribadi, sebagai orang beriman yang bahagia dalam menyambut kedatangan Tuhan Yesus, sang Firman hidup. Firman Tuhan yang dinubuatkan melalui para nabi benar-benar menjadi kenyataan.

Sabda Tuhan pada hari Minggi Adven ke-IV/C ini mempertegas sikap bathin kita untuk percaya bahwa Firman Tuhan akan menjadi nyata. Dalam bacaan pertama, kita berjumpa dengan sosok nabi Mikha. Beliau hidup sezaman dengan nabi Yesaya. Nubuat Mikha ini bertujuan untuk memperjelas perkataan nabi Yesaya ini: “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” (Yes 7:14). Mikha mengatakan bahwa Mesias akan dilahirkan di Bethlehem, kota Daud. Inilah perkataan Mikha: “Hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.”(Mi 5:2-3).

Nubuat-nubuat Tuhan melalui para nabi, perlahan-lahahan menjadi nyata. Nubuat tentang Mesias yang masih samar-samar kini mulai menjadi nyata. Mikha mempertegas dan memperjelas nama tempat kelahiran seorang yang yang memiliki kuasa. Dialah satu-satunya yang akan memerintah Israel. Dialah Alfa dan Omega yang mempersatukan setiap pribadi dari berbagai suku, bangsa dan bahasa. Nubuat Mikha ini sejalan dengan perkataan dalam Kitab Mazmur ini: “Bangkitlah, ya Tuhan, kegagahan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.” (Mzm 80:4). Sang Mesias yang lahir di Bethlehem akan menjadi penyelamat kita. Ia menyelamatkan kita sebab Ia taat kepada kehendak Allah Bapa di dalam Surga.

Penulis surat kepada Jemaat Ibrani menegaskan bahwa Yesus yang kita nantikan kedatangan-Nya ini adalah seorang Imam Agung yang sempurna. Ia membaktikan diri-Nya sebagai kurban keselamatan, satu kali untuk selama-lamanya. Tuhan Yesus sebagaimana dikutip dalam Surat kepada umat Ibrani ini mengatakan: “Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.” (Ibr 10:5-6). Kelahiran Yesus merupakan masa baru bagi manusia untuk meperbaharui hidupnya. Ketaatan dan pengurbanan diri Yesus untuk mengikuti kehendak Allah Bapa memang jauh melampaui segala kurban persembahan. Diri Yesus adalah kurban persembahan yang tidak dapat diganti oleh suatu apapun. Dikatakan juga dalam surat ini: “Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.” (Ibr 10:7). Tuhan Yesus menyempurnakan hidup kita di hadapan Bapa di Surga.

Di dalam bacaan Injil kita mendengar kisah kunjungan kekeluargaan dan pelayanan dari Maria kepada Elizabeth. Maria barusan mendengar khabar sukacita dari Malaikat Garbriel. Ia mendengar khabar sukacita tentang panggilan hidupnya sebagai ibu Yesus. Ia siap untuk taat kepada Firman Tuhan. Malaikat Gabriel juga mengatakan: “Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” (Luk 1:36-37). Maria tentu merasa bersukacita dengan berita tentang Elizabet. Sebab itu Maria dan Yusuf meninggalkan Nazareth menuju Ein Karem. Jarak tempuhnya adalah 145 km maka sekitar seminggu mereka melakukan perjalanan. Maria kemungkinan mengendarai keledai sedangkan Yusuf berjalan kaki.

Perjumpaan yang membahagiakan pun terjadi. Rasa rindu di antara mereka terurai sempurna. Maria berinisiatif bukan hanya mengunjungi tetapi memberikan salamnya kepada Elizabeth. Pada saat Elizabeth mendengar salam Maria maka sukacita menjadi nyata. Firman Tuhan menjadi nyata dan membuahkan sukacita besar. Maria merasa bahagia menjumpai Elizabeth yang sedang hamil bulan keenam. Elizabeth juga merasa bahagia mendapat kunjungan Maria. Yohanes Pembaptis bersukacita dengan melonjat kegirangan di dalam rahim Elizabeth ibunya sebab ia berjumpa dengan Yesus dalam rahim Maria. Perjumpaan Tuhan dan manusia membuahkan rasa bahagia dan sukacita. Firman Tuhan benar-benar menjadi nyata, iman pun semakin teguh bagi orang percaya.

Elizabeth penuh dengan Roh Kudus dan mensyukuri kehadiran Maria, Yusuf dan Yesus. Kunjungan keluarga kudus ini membahagiakan keluarga Elizabeth dan keluarga manusia saat ini. Masa natal yang akan kita rayakan akan memiliki makna mendalam ketika kita saling mengunjungi sebagai pribadi dan keluarga untuk saling meneguhkan. Keluarga bersatu karena Tuhan Yesus sendiri hadir dan mempersatukan. Apakah keluarga-keluarga kita sudah bersatu menjelang natal tahun 2018 ini? Firman Tuhan menjadi nyata dalam hidup kita dapat terlihat dalam hidup bersama sebagai saudara dan keluarga. Bawalah damai dan sukacita bagi sesamamu.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply