Food For Thought: Hal yang kecil

Semua dimulai dari hal-hal kecil!

Pada malam hari ini saya mendapat broadcast message dari seorang sahabat. Ia menulis sebuah peribahasa: “Sehari sehelai benang, lama-lama menjadi sehelai kain”. Saya tersenyum sambil mengingat pelajaran Bahasa Indonesia tempo doeloe. Pada waktu itu guru Bahasa Indonesia memberikan arti peribahasa, kira-kira seperti ini: “Suatu pekerjaan atau perbuatan yang dikerjakan dengan sabar dan tekun tanpa berputus asa lama-kelamaan akan selesai atau berhasil juga”. Memang sekecil apapun yang hendak kita lakukan, kalau dilakukan dengan tekun dan motivasi yang besar maka berdampak besar bagi hidup kita dan banyak orang.

Sambil merenung tentang peribahasa di atas dan maknanya, saya mengingat Humphry Davy (1778-1829). Beliau adalah seorang ahli Kimia berkebangsaan Inggris. Ia pernah berkata: “Kehidupan kita ini tidak diciptakan dari pengorbanan atau tugas besar, tapi dibuat dari hal-hal kecil seperti senyuman, kebaikan, dan kewajiban kecil yang telah menjadi kebiasaan yang memenangkan dan mengabadikan hati dan menjamin kesenangan.” Hal-hal kecil yang dianggap sepeleh ternyata memiliki dampak yang besar dalam kehidupan manusia. Pikirkanlah sebuah senyuman dari rekan kerjamu, tentu akan meringankan beban hidupmu sebelum memulai pekerjaan harianmu di kantor. Seorang sahabat yang memiliki kebiasaan berjabatan tangan dengan rekan-rekan kerjanya mengakui bahwa hatinya selalu bahagia, bebannya terasa ringan karena energi positif yang tersalur melalui sikap saling berjabatan tangan setiap hari di tempat kerja. Kadang ia datang dengan beban dari rumah tangganya tetapi ketika melihat sebuah senyum dan jabatan tangan, dia merasa menjadi baru.

Kisah kasih dalam keluarga besar Elimelekh sangat menginsipirasi kita untuk mewujudkan kasih dalam hal-hal kecil menuju ke hal-hal yang lebih besar. Nama Elimelekh berarti Tuhanku adalah raja. Istrinya bernama Naomi artinya menyenangkan. Mereka memiliki dua orang putera bernama Mahlon berarti Sickness (Penyakit) and Chilion berarti wasting (memboroskan). Mahlon menikah dengan Ruth dan Chilion menikah Orpah. Kisah berakhir dengan kematian Mahlon dan Chilion sehingga Naomi ingin untuk kembali ke Bethlehem. Menantu pertama yaitu Rut tetap mau mengikuti mertuanya Naomi. Menantu kedua yakni Orpah memilih untuk kembali ke keluarganya. Di sini kita melihat kesungguhan kasih yang indah. Elimelekh dan Naomi saling setia hingga tuntas. Mahlon dan Chilion juga setia dalam keluarga sampai tuntas. Orpah sebagi istri sah dari Chilion memilih untuk kembali ke rumahnya. Rut sebagai istri Mahlon menunjukkan kesetiaannya dalam untung dan malang bukan hanya kepada Mahlon yang sudah meninggal dunia tetapi juga kepada mertuanya Naomi.

Kasih dan kesetiaan itu dimulai dari hal-hal kecil di dalam keluarga. Banyak kali hal-hal kecil itu dibiarkan berlalu begitu saja. Ruth dalam keluarga besar Elimelekh ini menunjukkan pelayanannya dari hal-hal kecil ke hal-hal yang lebih besar. Ia setia menemani Naomi hingga Bethlehem. Kisah selanjutnya Rut akan menikah dengan Boaz yang masih keluarga dengan Elimelekh dan akan memiliki anak bernama Obed. Obed akan memperanakan Jesse yang akan menjadi ayah dari Raja Daud. Garis ini kalauj ditarik akan sampai kepada Yesus. Banyak kalangan memanggil Yesus sebagai Anak Daud. Kasih dan kesetiaan ini kalau ditarik lebih lanjut akan sampai kepada Yesus Kristus sendiri.

Hidup kita bermakna ketika kita selalu memulai dari hal-hal yang kecil yang nantinya akan menjadi hal yang besar dan bermakna. Mari kita memulai lagi jalan hidup kita, dari hal kecil akan menjadi besar. Tuhan memberkati kita semua.

P. John Laba, SDB

Leave a Reply

Leave a Reply