Food For Thought: Dengah hati penuh syukur

Dengan hati penuh syukur

Memulai hari baru lagi. Berkaitan dengan covid-19 kiranya seperti ini: suasana di media sangat menakutkan dan mengkhawatirkan banyak orang. Data nasional per 31 Maret 2020, seperti ini: Terkonfirmasi 1.528, Negatif 5.249, sembuh 81 dan meninggal 136. Data-data ini menunjukkan peningkatan yang signifikan sehingga meneimbulkan keresahan bagi kita semua. Namun suasana yang nyata di lapangan kelihatan biasa-biasa saja. Saya masih melihat orang-orang berjalan, duduk di pinggir jalan berama-ramai tanpa menggunakan masker dan tidak mematuhi social distancing. Anak-anak sekolah harusnya melanjutkan tugas belajarnya di rumah tetapi ada yang masih berkeliaran di tempat-tempat tertentu. Mungkin mereka belum merasakan gambaran-gambaran tentang covid-19 ini. Andaikan saja semua orang patuh pada kebijakan para pemimpin baik pemerintah maupun Gereja maka suasananya akan berbeda.

Seorang sahabat selalu merasa optimis dengan hidupnya. Ia mengatakan: “Hal yang terpenting bagi saya adalah selalu berpikran positif tentang hidup pribadi saya bahwa saya orang sehat, menjaga dan merawat tubuh saya dengan baik, selalu percaya dan bersyukur kepada Tuhan karena Ia melindungi aku dalam bahaya”. Saya mendengar sharing sederhana ini dan merasa baik sekali dan bisa diikuti oleh banyak orang. Orang-orang pesimis merasa bahwa covid-19 ini sebuah aib, dan kalau kena virus ini pasti mati. Padahal bukanlah demikian. Para ahli sepakat mengatakan bahwa virus corona ini sama dengan virus lain, hanya penyebarannya sangat cepat. Sebab itu orang perlu menjaga dirinya dengan berbagai cara yang sudah disosialisasikan oleh pemerintah dan siapa saja yang berkehendak baik untuk menyelamatkan orang lain.

Pada pagi hari ini saya menemukan Mazmur yang sangat menguatkan hati. Raja Daud berdoa: “Tuhan, Engkau membebaskan daku dari musuh. Engkau memberi aku kemenangan atas segala lawan dan merebut aku dari tangan orang jahat.” (Mzm 18:48-49). Saya mengatakan perikop Mazmur ini sangat menguatkan karena Tuhan sudah sedang melakukan hal-hal yang besar dan ajaib dalam hidup kita semua. Dia ‘membebaskan’ kita secara pribadi dari musuh. Musuh-musuh kita bukan hanya orang lain tapi diri kita sendiri yang harus kita taklukan, musuh kita adalah sakit penyakit dan tentu saja virus corona ini. “Kemenangan” atas lawan merupakan pemberian Tuhan. Tuhan yang memiliki kehendak dan rencana untuk memberi kemenangan kepada kita. Dia ‘merebut’ kita dari tangan orang jahat. Tuhan Yesus dalam Injil berkata: “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” (Yoh 6:44).

Mari kita merenungkan bersama perkataan Santu Paulus berikut ini: “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Rm 8:35-39).

Selalu bersyukur karena Tuhan melindungi kita. Dia selalu memberkati kita semua.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply