Food For Thought: Dari Gamaliel saya bersyukur

Dari Gamaliel saya bersyukur

Saya tetap mengingat sosok Gamaliel. Beliau dikenal dengan nama lengkap Rabban Gamaliel I, dalam bahasa Ibrani: רבן גמליאל הזקן; Beliau adalah seorang Guru atau Rabi Yahudi sangat terkemuka dan sangat disegani di antara tiga partai Yahudi, yaitu Farisi, Saduki, dan Eseni. Gamaliel ini terkenal karena nasihat-nasihatnya kepada sesama pejabat agama Yahudi. Ketika itu para murid mulai ditangkap dan dilarang untuk mewartakan nama Yesus Kristus dan Injil-Nya. Namun Gamaliel tampil dan memberi nasihat supaya lebih baik berfokus pada Allah bukan kepada sosok manusia. Inilah nasihat bijak Gamaliel: “Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.” (Kis 5:38-39). Para rasul merasakan sebuah kemenangan sehingga mereka semakin kuat dalam berbagi hidup dengan Tuhan Yesus dan Injil-Nya dan dengan sesama manusia.

Saya bersyukur kepada Gamaliel karena saat ini dia juga mengingatkan saya tentang panggilan hidupku sebagai seorang imam, dan berbagi hidup dengan umat, terutama dengan kaum muda yang miskin dan terlantar. Kalau panggilan imamat saya berasal dari manusia saja maka anda tidak akan memanggil saya Romo John Laba, SDB tetapi Pak John Laba. Tetapi sepanjang perjalanan panggilan imamat saya hingga tahun ke-19 ini, saya merasakan kasih dan kemurahan Tuhan yang luar biasa sehingga saya berani bersaksi bahwa panggilan imamatku berasal dari Tuhan sendiri. Tidak ada perasaan terpaksa dari diriku, keluarga dan siapa saja supaya saya menjadi imam. Semua berasal dari Tuhan dan akan kembali ke dalam tangan Tuhan.

Tuhan Yesus pernah berkata: “Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Mat 9:38). Saya merasa bangga karena saya adalah milik Dia yang empunya tuaian. Maka Dialah yang mengirim saya untuk bekerja bagi-Nya. Saya bangga karena dapat menjadi pribadi yang ‘limited edition’, yang membaktikan diri dan berbagi hidup bagi Tuhan dan sesama. Panggilanku berasal dari Tuhan bukan dari manusia atau saya sendiri. Saya bersyukur kepada Tuhan yang memanggil, dan sesama yang mendukung. Anda juga seorang yang selalu mendukungku dalam menapaki panggilan ini.

Dari Gamaliel saya belajar untuk bersyukur dan mengandalkan Tuhan dalam waktu hidupku. Saya belajar untuk berbagi hidupku dengan Tuhan dan sesama.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply