Homili Hari Kenaikan Tuhan/A – 2020

HARI RAYA KENAIKAN TUHAN
Kis. 1:1-11
Mzm. 47:2-3,6-7,8-9
Ef. 1:17-23
Mat. 28:16-20

Semuanya tuntas!

Pada hari ini kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan kita Yesus Kristus ke surga. Antifon Pembuka dalam perayaan Ekaristi berbunyi: “Hai orang-orang Galilea, mengapa kamu takjub memandang ke langit? Sebagaimana kamu melihat Yesus naik ke surga, demikian Ia akan datang kembali.” (Kis 1:11). Antifon ini akan kita dengar dalam bacaan pertama tentang pengalaman para murid Yesus ketika menyaksikan kenaikan-Nya ke surga. Yesus Kristus adalah manusia pertama yang naik ke surga untuk ikut serta dalam kemuliaan serta kekuasaan Bapa di Surga. Hari kenaikan yang kita peringati ini menandakan bahwa perayaan Paskah kita sudah berlangsung 40 hari. Tuhan Yesus Kristus telah wafat dan bangkit dengan mulia. Kenaikan-Nya ke surga merupakan tanda bahwa Ia yang sudah wafat dan bangkit, kini dimuliakan di tempat Allah Bapa sendiri berada. Kita semua percaya bahwa Ia duduk di sisi kanan Allah Bapa Yang Mahakuasa. Dia sendiri akan menerima kuasa dari Allah bagi surga dan bumi. Dia sudah berjanji bahwa setelah menyiapkan tempat, Ia akan datang kembali untuk menjemput kita supaya di mana Dia berada, kita juga berada.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini membantu kita untuk memahami kasih Tuhan Yesus Kristus sampai tuntas kepada kita. Ia datang ke dunia untuk menghadirkan Kerajaan Allah dalam Sabda dan Karya. Semua dilakukan-Nya karena kasih yang besar bagi manusia. Semua Sabda dan Karya diamanatkan kepada para murid-Nya supaya diwartakan ke seluruh dunia. Penginjil Matius melaporkan bahwa setelah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri-Nya kepada para murid-Nya. Mereka bahkan diingatkan Yesus supaya pergi ke Galilea, ke sebuah bukit yang ditunjukkan Yesus kepada mereka. Perjumpaan mereka sangat mengharukan, namun para murid memiliki dua sikap yang berbeda. Ada yang mengenal-Nya dan menyembah Dia, ada yang masih meragukan-Nya. Tuhan Yesus mengerti para murid-Nya maka Dia hanya memerintahkan mereka untuk melanjutkan pekerjaan-pekerjaan Yesus. Inilah perkataan Tuhan Yesus: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:18-20).

St. Lukas juga melukiskan kisah Yesus dalam bacaan pertama. Dengan kuasa Roh Kudus, Yesus sendiri mengutus para rasul-Nya untuk melanjutkan pekerjaan-pekerjaan-Nya di dunia ini. Yesus yang satu dan sama menderita, wafat dan bangkit dengan mulia. Sebagai bukti kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada para rasul, dan berbicara tentang Kerajaan Allah. Ia mengingatkan para rasul untuk tidak meninggalkan Yerusalem, sambil menantikan Roh Kudus. Roh Kudus memampukan para rasul untuk menjadi saksi di Yerusalem, Yudea, Samaria bahkan sampai diujung bumi.

Selanjutnya Tuhan Yesus berpamitan dan terangkat, dengan disaksikan oleh murid-murid-Nya. Para murid menyaksikan peristiwa ini hingga awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Sambil menatap Yesus yang terangkat ke surga, muncullah dua orang yang berpakaian putih berdiri di dekat mereka. Mereka mengingatkan para rasul dengan perkataan ini: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” (Kis 1:11). Hal yang menarik perhatian kita adalah semua janji Tuhan Yesus akan terpenuhi. Dia tidak pergi meninggalkan kita begitu saja, tetapi akan tetap mendampingi kita, menyertai kita dengan Roh-Nya hingga akhir zaman.

Tuhan Yesus naik ke Surga. Ia mendapat kuasa dari Bapa dengan duduk di sebelah kanan-Nya di dalam surga. St. Paulus menggambarkan sosok Yesus dengan tepat dalam bacaan kedua kepada jemaat di Efesus. Mula-mula Paulus mengingatkan jemaat di Efesus supaya memohon kepada Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus supaya memberi Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dengan demikian setiap orang dapat memiliki kekuatan yang berasal dari Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Paulus mengatakan: “Betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.” (Ef 1:18-21).

Apa yang hendak kita lakukan di dalam hidup ini?

Pertama, Bacaan-bacaan Kitab Suci mengajak kita untuk memiliki mata yang tertuju ke surga. Para rasul berdiri dan menengada ke langit. Mereka diingatkan dan mengingatkan kita untuk hidup di dalam pengharapan. Apapun hidup kita, pengalaman yang menyedihkan atau membahagiakan, kita harus tetap melangkah dengan pasti karena Tuhan mengasihi kita.

Kedua. Mari kita memandang Yesus. Dia mengasihi kita sampai tuntas. Dia menderita, wafat, bangkit dan naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Dia akan datang kembali. Yesus mengasihi kita sampai tuntas sebab Ia memberikan segalanya bagi kita. Kita tidak sendirian, Dia bahkan menyertai kita hingga akhir zaman.

Ketiga, Kita berusaha untuk konsisten dalam panggilan kita. Kita semua mendapat perintah untuk pergi, menjadikan semua bangsa murid-Nya, dan membaptis mereka semua dalam nama Tritunggal Mahakudus. Tugas ini diberikan Yesus kepada Gereja, kepada anda dan saya untuk melakukan misi dan evangelisasi.

Keempat, Kenaikan Yesus ke surga menjadi tanda bahwa Dia akan membawa kita ke tempat di mana Dia berada. Tinggal bersama Yesus adalah kerinduan kita semua. Ini adalah cinta-Nya sampai tuntas bagi kita.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply