Food For Thought: Menderita Bersama Kristus

Menderita bersama Kristus

Don Bosco atau yang kita kenal sebagai St. Yohanes Bosco adalah pendiri Serikat Salesian Don Bosco (SDB). Pada saat ini kongregasi Salesian Don Bosco merupakah Kongregasi modern dan salah satu yang terbesar di dunia. Dalam kisah hidupnya, ia menceritakan satu pengalaman penting pada saat ditahbiskan sebagai imam oleh Uskup Agung Fransoni, pada tanggal 5 Juni 1841. Ketika itu Ibunya yang dikenal dengan sapaan ‘Mama Margaretha’ memberikan pesan-pesannya kepada anaknya yang baru ditahbiskan sebagai imam: “Ingat Yohanes, mulai merayakan misa berarti mulai menderita.” Don Bosco selalu mengingat nasihat mamanya ini. Sepanjang hidupnya, ia membaktikan dirinya untuk melayani kaum muda di oratorium. Dalam melayani, ia banyak mengalami penderitaan dan kesulitan namun ia tetap mempercayakan diri kepada Tuhan melalui Bunda Maria Penolong Umat Kristiani. Prinsipnya adalah: Bagi kalian saya belajar, bagi kalian saya bekerja, bagi kalian saya hidup, bagi kalian saya siap menyerahkan seluruh hidup saya” bagi kaum muda dia siap menderita bahkan sampai meninggal di tengah-tengah kaum muda di oratorium. Bagi saya, Don Bosco menderita bersama Kristus dan orang muda sampai tuntas.

Pada zaman ini kita berjumpa dengan banyak orang yang membaktikan dirinya demi keselamatan orang lain. Saya menceritakan Don Bosco, saya juga yakin bahwa kita mendengar kisah tentang St. Theresia dari Kalkuta yang hidup sampai meninggal dunia di tengah kaum miskin di Kalkuta. Banyak sosok yang mendapat inspirasi untuk membaktikan diri bagi kehidupan sesama yang lebih baik. Thomas Raja atau dikenal dengan nama Auto Raja adalah sosok pekerja sosial dan pendiri New Ark Mission of India (NAMI). Dia mengaku pernah mengalami masa lalu yang gelap hingga diusir orang tuanya dari rumah, namun ia sungguh berubah menjadi manusia baru karena mendapat inspirasi dari Tuhan Yesus dan Bunda Theresia dari Kalkuta. Ia berprinsip bahwa sekurang-kurangnya orang-orang miskin di Bengaluru, India Selatan sebelum meninggal dunia bisa meminum Sprite, Cocacola karena mereka memang sangatlah miskin. Di Indonesia kita juga memiliki sosok-sosok pejuang kemanusiaan yang membaktikan dirinya bagi orang-orang miskin. Banyak imam, biarawan dan biarawati dan kaum awam yang membaktikan diri, rela menderita bagi kaum miskin.Menderita bersama Kristus berarti siap menjadi serupa dengan-Nya dalam segala hal, termasuk salib.

Dalam menghayati pelayanan-pelayanan kepada Tuhan dan sesama, banyak orang tidak hanya menderita tetapi bahkan menyerahkan nyawanya. Romo Roberto Malgesini (51) adalah seorang imam diosesan dari Como, Italia memiliki kebiasaan membagikan makanan kepada kaum imigran, mengobati mereka yang terluka pada akhirnya dibunuh oleh Ridha Mahmoud, seorang imigran Tunisia. Kebaikan dibalas dengan kejahatan. Romo Roberto adalah martir masa kini, yang menampakkan wajah Yesus yang menderita bagi keselamatan manusia yang berdosa.

Contoh-contoh yang saya berikan di sini, menginspirasi kita untuk setia sampai tuntas sebagai murid Kristus. Dalam karya pelayanan kita, kita diutus ke tengah serigala (Luk 10:3). Kita harus memenangkan serigala meskipun nyawa menjadi taruhannya.

Tuhan memberkati kita semua.

PJ-SDB