Homili 2 Oktober 2020

Peringatan Wajib Para Malaikat Pelindung
Kel. 23:20-23a
Mzm. 91:1-2,3-4,5-6,10-11
Mat. 18:1-5,10.

Pendampingan itu masih perlu

Saya pernah berbincang-bincang dengan seorang bapa. Ia sempat membagikan pengalaman sebagai sosok ayah yang membesarkan kedua anaknya sendiri karena sang istri sudah dipanggil Tuhan beberapa tahun silam. Ia mengaku harus melakukan tugas sebagai ayah dan ibu sekaligus. Masa yang sulit adalah merawat anak bungsu yang ditinggal ibunya saat baru masih berusia 9 bulan. Ia belajar memasak, menyiapkan susu untuk bayi, mencuci, menggosok, membersihkan rumah dan bekerja. Baginya, pengalaman masa lalu adalah guru kehidupan. Pengalaman itu mendewasakannya sebagai ayah yang terbaik. Kedua anaknya pun bertumbuh sehat, menjadi dewasa, kuliah dan kerja. Ia selalu mengingat masa-masa yang sulit itu dengan penuh syukur. Ia merasakan pendampingan dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Kini ia tetap mendampingi kedua anaknya supaya mencapai masa depan yang lebih baik. Ia sempat mengatakan bahwa ayah yang baik adalah malaikat bagi anak-anaknya. Pengalaman sosok seorang ayah yang saya ceritakan ini masih ada dalam hidup kita. Mungkin saja anda yang sedang membaca tulisan ini mengalami hal yang mirip. Setelah menunaikan tugas, anda akan merasa diri serupa dengan seorang malaikat pelindung bagi orang lain.

Pada hari ini kita merayakan Pesta Para Malaikat Pelindung. Siapakah malaikat itu? Katekismus Gereja Katolik mengajarkan: “Malaikat-malaikat adalah makhluk rohani yang memuliakan Allah tanpa henti-hentinya dan melayani rencana keselamatan-Nya untuk makhluk lain. “Dalam segala pekerjaan baik, para malaikat bekerja sama dengan kita” (Tomas Aqu., s.th. 1, 114,3, ad 3). (KGK, 350). Berkaitan dengan para malaikat pelindung, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan: “Sejak masa anak-anak sampai pada kematiannya malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan perlindungan” dan doa permohonan. “Seorang malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai pelindung dan gembala, supaya menghantarnya kepada kehidupan” (Basilius, Eun. 3,1). Sejak di dunia ini, dalam iman, kehidupan Kristen mengambil bagian di dalam kebahagiaan persekutuan para malaikat dan manusia yang bersatu dalam Allah.” (KGK, 336). Dari Katekismus Gereja Katolik ini, kita semakin mengerti bahwa Tuhan Allah sendiri menugaskan para malaikat untuk mendampingi, melindungi, menggembalakan dan menghantarkan manusia kepada Tuhan.

Kita semua memiliki Malaikat pelindung sebab Tuhan juga mempunya rencana dan maksud yang istimewa bagi kita masing-masing. Perannya sudah jelas sebagaimana diajarkan dalam Katekismus Gereja Katolik bahwa malaikat itu mendampingi, melindungi, menggembalakan dan mengantar manusia kepada Tuhan. Hal ini sesuai dengan sabda yang kita dengar dalam bacaan pertama: “Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan.” (Kel 23:20). Artinya kita tidak hanya sekedar berjalan bersama Malaikat Tuhan, tetapi juga bersama Tuhan sendiri yang sudah mengutus malaikat kepada kita. Malaikat sebagai pendamping itu berjalan di depan untuk menjaga dan melindungi kita hingga ke tempat tujuan.

Apa yang harus kita lakukan sepanjang hidup ini?

Tuhan mengingatkan kita untuk menjaga diri dan mendengar setiap perkataan-Nya. Kita patuh kepada kehendak Tuhan yang ada di dalam diri para malaikat, menjauh dari perbuatan durhaka melawannya. Tuhan sendiri berjanji untuk menjaga dan melindungi kita laksana seorang Gembala yang memperhatikan domba-dombanya. Tuhan mengingatkan kita untuk bertobat dan rendah hati seperti seorang anak kecil supaya layak masuk ke dalam Kerajaan Allah. Mengapa kita perlu menghormati anak-anak kecil? Yesus sendiri mengatakan: “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat 18:10).

Kita patut bersyukur kepada Tuhan sebab Ia juga menjadikan kita sebagai malaikat pelindung bagi sesama yang lain. Selagi masih hidup, kita dapat memiliki peran yang baik bagi sesama kita yakni untuk mendampingi, melindungi, menggembalakan dan menghantarkan manusia kepada Tuhan. Tuhan telah melakukannya bagi kita melalui malaikat pelindung, kita pun melakukan hal yang sama bagi semua orang. Itu tanda cinta kasih dan kebaikan bagi sesama.

PJ-SDB