Homili 4 Mei 2022 – Injil Untuk Daily Fresh Juice (DFJ)

Hari Rabu Pekan III Paskah
Kis. 8:1b-8
Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a
Yoh. 6:35-40

Lectio:

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”

Renungan:

Emang kamu masih percaya?

Kita sedang berada di hari keempat dalam bulan Mei, sebuah bulan yang didedikasikan untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Tentu saja sejak awal bulan Mei ini, sudah banyak di antara kita yang memiliki program rohani untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Ada yang menyiapkan program untuk rosario bersama, novena Bunda Maria, berziarah ke gua-gua Maria dan melakukan webinar tentang Bunda Maria. Tentu saja semua acara rohani ini bertujuan bukan untuk pertama-tama untuk mengenal Bunda Maria lebih dalam lagi melainkan untuk mengenal dan mencintai Yesus melalui Bunda Maria. Maka tepatlah perkataan ini: “Ad Jesum per Mariam” atau “Menuju kepada Yesus melalui Bunda Maria”. Yesus yang kita Imani sebagai Tuhan. Dia adalah roti hidup, makanan rohani yang menyegarkan hidup kita.

Pada hari ini kita mendengar kelanjutan kisah Yesus di dalam Injil Yohanes khususnya tentang pelayanan Yesus di Galilea. Kisah pelayanan Yesus di Galilea dimulai dengan penggandaan roti, Ia berjalan di atas air, Ia kembali ke Galilea dan memulai diskursus tentang roti hidup yang tidak lain adalah pewahyuan diri-Nya sendiri. Yesus berkata: “Akulah roti hidup”. Ini adalah bentuk autorevelasi atau bentuk pewahyuan diri Yesus sendiri di hadapan banyak orang yang telah dipuaskannya dengan roti dan ikan. Dia mengidentifikasi dirinya sebagai roti hidup yang langsung merujuk pada identitas ilahi-Nya sebagai Anak Allah. Yesus sebagai Sabda (logos) telah turun dari surga untuk mewahyukan Kebenaran. Yesus sebagai Roti Hidup dapat memuaskan lapar dan dahaga manusia dengan memberi tubuh-Nya sebagai santapan dan darah-Nya sebagai minuman yang menyelamatkan. Karena itu bagi orang-orang yang datang kepada-Nya, tidak ada rasa lapar lagi di dalam hidupnya, dan orang-orang yang percaya kepada-Nya tidak ada rasa haus lagi di dalam hidupnya. Bahkan hidup kekal diberikan kepada mereka yang datang kepada-Nya.

Di samping mewahyukan diri-Nya sebagai Roti Hidup, Tuhan Yesus juga menunjukkan diri-Nya sebagai sosok yang turun dari surga untuk melakukan kehendak Bapa yang mengutus-Nya untuk menjadi satu-satunya penyelamat kita. Kehendak Bapa yang harus dilakukan Yesus sebagai Anak adalah membangkitkan semua orang yang diberikan Bapa kepada-Nya pada akhir zaman. Yesus juga menegaskan tentang kehendak Bapa yakni supaya setiap orang yang melihat-Nya sebagai Anak dan percaya kepada-Nya akan mengalami kebangkitan pada akhir zaman. Hal yang penting di sini adalah datang kepada Yesus dan membuka diri untuk diselamatkan.

Ada dua kata penting dalam perikop Injil kita hari ini yakni kata ‘melihat’ dan ‘percaya’. Bagi penginjil Yohanes kata ‘melihat’ sangat berkaitan erat dengan kata ‘percaya’. Seorang yang beriman atau orang percaya adalah dia yang benar-benar membuka hatinya kepada Tuhan, orang yang melihat Tuhan dengan hatinya yang suci dan murni. Sungguh berbahagialah orang yang murni hatinya karena mereka akan melihat Tuhan.

Menjadi pertanyaan bagi kita adalah apakah kita masih percaya kepada Yesus? Atau ‘Emang Kamu masih percaya?’ Ketika kita mengalami kesulitan, kekuatiran dalam hidup apakah kita masih percaya kepada Yesus? Apakah kita masih mengandalkan-Nya ataukah kita justru mengandalkan diri kita sendiri? Memang sangatlah mudah kita meninggalkan Yesus dan mengandalkan diri kita. Namun hari ini kita diingatkan untuk datang kepada Yesus, percayalah kepada-Nya,andalkanlah Dia karena Dialah Roti Hidup dan yang membangkitkan kita pada akhir zaman.

Pada hari ini kiblat hidup kita kembali terarah pada sosok Yesus, sang Roti Hidup. Dia adalah Anak Allah yang memberikan Tubuh dan Darah-Nya untuk kehidupan kita. Dialah pribadi yang telah turun dari surga untuk melakukan kehendak Bapa dengan memberikan hidup abadi bagi kita semua yang percaya kepada-Nya pada akhir zaman. Yesus begitu mengasihi kita maka tugas kita adalah percaya kepada-Nya. Jangan pernah tawar hati, percayalah kepada-Nya. Saya menutup renungan ini dengan mengutip perkataan santo Petrus: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1Ptr 5;7). Nah, emang kamu masih percaya kepada Yesus atau tetap hidup dalam kekuatiranmu?

Doa: Tuhan bantulah kami untuk bertumbuh sebagai manusia Ekaristi di dalam hidup setiap hari, dengan membagikan waktu, bakat dan kehidupan kami untuk kebaikan sesama kami. Bunda Maria yang selalu menolong, doakanlah kami selalu. Amen.

P. John Laba, SDB