Homili 5 November 2014 (Dari Bacaan Pertama)

Flp 2:12-18

Bersukacita dalam penderitaan

P. John SDBAda seorang bapa yang sedang mengalami sakit keras yakni sakit kanker tulang belakang, stadium terakhir. Ia kelihatan sangat menderita. Namun demikian ia masih selalu menghibur orang-orang yang datang mengunjunginya. Ketika ada kerabat yang menangis melihat kondisi fisiknya itu, ia melarang mereka untuk tidak perlu menangis. Ia selalu mengatakan bahwa ia sehat-sehat saja. Ia masih sempat bercerita dan menghibur orang-orang yang datang kepadanya. Ketika meninggal dunia, banyak orang mengaguminya sebagai sosok seorang ayah yang baik, yang bertahan dalam penderitaan dan menghibur atau memberikan sukacita kepada sesama di saat ia sendiri sedang menderita. Memang harus kita akui bahwa sangat jarang orang yang menderita itu menghibur orang lain yang tidak menderita. Lebih banyak orang menikmati keluhan berkepanjangan akibat penderitaan yang dialami. Lebih mudah mengeluh adalah tanda orang yang belum beriman kepada Tuhan sepenuhnya.

Mari kita memandang Tuhan Yesus. Ketika mengalami Paskah yakni saat menderita dengan memikul salib ke Golgotha, Ia masih menghibur para pengikutNya. Para wanita di Yerusalem adalah contoh mereka yang mengalami penghiburan dari Tuhan Yesus. Ketika berada di atas kayu salib, Ia masih menghibur ibuNya dengan menyerahkan Yohanes ke dalam tangannya, demikian Yohanes juga menerima Maria di dalam tangannya. Tuhan sungguh-sungguh menghibur orang yang berduka meskipun Ia sedang menderita. Perikop kita hari ini mengisahkan tentang Paulus yang sedang menderita tetapi terus menerus memberi dukungan dan penghiburan kepada jemaat di Filipi. Ia justru menggunakan kesempatan untuk meneguhkan mereka supaya tetap setia dalam jalan keselamatan.

Paulus mula-mula menaruh harapan kepada mereka untuk senantiasa taat kepada Tuhan dengan mengerjakan keselamatan tanpa takut dan gentar. Harapan Paulus ini didasarkan pada keyakinannya bahwa Allah akan setia mengerjakan keselamatan di dalam diri mereka berdasarkan kemauan dan kerelaanNya. Allah setia kepada manusia meskipun manusia tidak setia kepadaNya. Hal yang penting di sini adalah kemauan atau kehendak Tuhan Yesus dan kerelaanNya untuk menyelamatkan manusia. Tugas manusia adalah mentaati kehendak dan kerelaan Tuhan dalam hidupnya.

Paulus menasihati jemaat di Filipi supaya melakukan segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut. dan berbantah-bantah. Adalah kebiasaan manusia untuk selalu mencari pekerjaan yang paling mudah, enak, ringan, tidak menyulitkan dan menguntungkan pribadi. Bilamana pekerjaan itu merugikan, tidak enak, sulit maka orang mudah bersungut-sungut dan berbantah-bantah. Orang lupa bahwa untuk menyelamatkan manusia, Tuhan harus rela menderita sampai wafat di kayu salib. Beata Theresia dari Kalkuta mengatakan bahwa kita melakukan pekerjaan yang hina dengan kasih yang besar. Ini adalah jalan menuju kekudusan. St. Paulus mengatakan bahwa dengan menjadi taat, tidak bersungut dan berbantah maka di hadirat Tuhan kita tidak beraib dan tidak bernoda dan dengan demikian bisa bercahaya di tengah sesama yang hidup dalam kegelapan. Perbuatan baik itu bercahaya!

Paulus mengharapkan agar jemaat di Filipi tetap berpegang teguh pada sabda dan kuasa. Sabda yang mereka dengar adalah Sabda kehidupan yang bisa membantu untuk bermegah di dalam Kristus. Paulus akhirnya mengakui: “Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku.” (Flp 2:17-18). Paulus menderita di mata manusia tetapi tetap bersukacita di hadirat Tuhan.

Pengalaman rohani Paulus sangat menguatkan kita semua. Ia tetap menunjukkan sukacitanya meskipun menderita karena ia mengasihi Kristus dan InjilNya. Ia menunjukkan kesetiaannya kepada Kristus dengan kerelaan untuk meninggalkan segalanya, memikul salib dan menderita bagi Kristus. Ia menjadi besar karena ketaatan dan kerelaan untuk menderita bagi Kristus. Bagaimana dengan kita? Apakah kita mau menjadi orang katolik saja tanpa mau menderita? Apakah kita hanya mau mengakui diri Kristen tetapi tidak mau menyerupai Kristus?

Doa: Tuhan Allah kami, bantulah kami semua untuk bertumbuh sebagai pengikut Kristus PutraMu yang taat dan setia. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply