Food For Thought: Merasakan Kehadiran Tuhan

Merasakan kehadiran Tuhan

P. John SDBBulan November adalah bulan istimewa untuk mendoakan orang-orang yang sudah meninggal dunia. Sejak awal bulan November saya selalu mendoakan doa ini: “Rèquiem aetèrnam, dona eis, Domine, et lux perpètua lùceat eis. Requiéscant in pace. Amen.” (Ya Tuhan, berilah mereka istirahat kekal dan sinarilah mereka dengan cahaya abadi. Beristirahatlah dalam damai, Amen). Doa sederhana bagi saudara-saudari yang sudah meninggal dunia. Maknanya sangat mendalam karena kehadiran Tuhan dirasakan bukan hanya untuk orang-orang hidup tetapi juga untuk orang-orang yang sudah meninggal dunia. Mereka juga membutuhkan cahaya abadi Tuhan.

Saya teringat pada kata-kata Tuhan kepada Musa untuk disampaikan kepada Harun: “Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.” (Bil 6:22-24). Tuhan hadir dan menyinari manusia dengan wajahNya. Kehadiran Tuhan sebagai imanuel haruslah dirasakan oleh semua orang yang percaya kepadaNya.

Tuhan Yesus di dalam Injil mengisahkan tentang kedatangan KerajaanNya. Ini juga yang menjadi doa kita: “Datanglah KerajaanMu di atas bumi seperti di dalam surga”. Yesus menghadirkan Kerajaan Allah dengan diriNya sendiri. Dia hadir dalam Sabda dan karya. Sayang sekali karena Ia datang kepada milik kepunyaanNya tetapi tidak ada yang mengenalNya (Yoh 1:11). Mungkin saja kita sendiri tidak merasakan kehadiran Tuhan. Mengapa? Karena kita selalu menggunakan ukuran manusiawi dan tidak mengenalNya. Kita menilai sesuatu berdasarkan kriteria kita bukan Tuhan. Tuhan Yesus sudah ada di tengah kita. Dia juga menderita dan ditolak oleh anda dan saya. Satu hal yang tetap penting yaitu selalu merasakan kehadiran Tuhan.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply