Homili Malam Paskah – 2017

Malam Paskah: Tirakatan Kebangkitan Tuhan
Tujuh Bacaan Dalam Kitab Perjanjian Lama
Epistola Rm 6:3-11
Mat 28:1-10

Kristus telah bangkit!

Saya memulai homili Malam Paskah ini dengan mengutip seorang penggubah puisi dan dramawan berkebangsaan Jerman bernama Friederich Schiler (1750-1805). Ia pernah mengekspresikan imannya akan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus seperti ini: “Siapapun yang telah mendengar warta Paskah tidak akan berjalan lagi dengan wajah yang menampakkan ekspresi tragedi, tidak pula menjalani hidup sebagai manusia tanpa humor yang tiada harapan”. Perkataan penyair ini membuka hati dan pikiran kita bahwa kebangkitan Kristus menghancurkan segala ketakutan manusiawi dan membuka harapan baru untuk hidup sebagai anak-anak Allah yang sudah dimerdekakan oleh Tuhan Yesus Kristus dari kuasa dosa dan maut.

Perayaan suci pada Malam Paskah ini mengantar kita perlahan-lahan untuk menyelami kasih dan kuasa Tuhan yang menyelamatkan manusia. Kita memulai ibadat suci ini dengan Upacara Cahaya. Fokus perhatian kita padqa bagian ini tentu saja kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai terang dunia. Kita mengggunakan simbol-simbol tertentu untuk mendekatkan kita dengan-Nya. Simbol yang dimaksud adalah api baru yang diberkati pastor untuk menyalakan lilin paskah dan arangnya untuk pendupaan. Lilin paskah nantinya diarak ke depan altar. Kita semua memandang Yesus yang bangkit mulia sebagai terang dunia. Selanjutnya kita semua mendengar Pujian Paskah yang meriah. Pujian Paskah ini membantu kita untuk memahami misteri Paskah Kristus yang diewartakan di dalam Kitab Suci.

Bacaan-bacaan Kitab Suci Malam Paskah dimulai dari Kitab Kejadian (1:1-2:2) yang menggambarkan kasih dan kebaikan Allah ketika menciptakan bumi dan segala isinya. Bacaan kedua dari Kitab Kejadian (22:1-18), tentang kurban Abraham, selaku bapa segala bangsa. Abraham adalah orang yang percaya bahwa Tuhan sungguh membangkitkan orang mati. Bacaan ketiga dari Kitab Keluaran (14: 15-15:1) tentang kasih Tuhan yang luar biasa bagi bangsa Israel ketika menyeberangi laut merah. Ini membuka wawasan kita tentang sakramen pembaptisan yang kita terima. Bacaan keempat dari Kitab Nabi Yesaya (54: 1-14) menggambarkan Tuhan yang mengasihi kita semua. Dialah penebus dan senantiasa mengasihi kita semua. Bacaan kelima dari Kitab Nabi Yesaya (55:1-11) menggambarkan Allah yang senantiasa mengajak semua orang untuk bersatu dengan-Nya. Ia sendiri akan mengikat perjanjian dengan manusia. Bacaan keenam dari Kitab Barukh (3: 9-15.32-4:4) mangajak kita untuk berjalan dalam semarak Tuhan. Bacaan ketujuh dari Kitab Nabi Yehezkiel (36:16-17a.18-28), mengatakan bahwa Tuhan akan mencurahkan air jernih ke atas kita, kita pun akan memiliki hati yang baru, hati yang diberikan Tuhan sendiri. Bacaan-bacaan Kitab Suci ini membantu kita untuk mengerti tentang rencana keselamatan dari Tuhan. Dia menciptakan segalanya baik adanya dan memberikan hati yang baru supaya tetap hidup dalam rahmat-Nya.

St. Paulus dalam Epistola menggambarkan hidup baru yang Tuhan berikan kepada kita melalui sakramen pembaptisan. Ia mengatakan bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus telah dibaptis dalam kematian-Nya. Sebab itu kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh pembaptisan dalam kematian. Tuhan Yesus Kristus sendiri sudah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, kita sendiri akan hidup dalam hidup baru. Dalam sakramen pembaptisan, kita semua menyatu dengan kematian Kristus dan dalam kebangkitan-Nya kita bersama-sama dengan-Nya.

Paulus mengatakan bahwa bersama dengan penyaliban Kristus, manusia lama kita juga ikut disalibkan bersama-Nya. Tubuh dosa kita hilang kuasa-Nya, sebab itu janganlah kita menjadi hamba dosa. Kita mati bersama Kristus dan bangkit bersama dengan-Nya. Kematian Kristus adalah kematian terhadap dosa, satu kali untuk selama-lamanya. Kehidupan Kristus adalah kehidupan bagi Allah. Kita pun mati karena dosa tetapi melalui sakramen pembaptisan kita hidup bagi Allah. Perkataan Paulus ini sangat kaya maknanya dalam hidup kita. Kita hendaknya selalu bersyukur kepada Tuhan Yesus karena Paskah-Nya adalah juga Paskah kita. Mari kita meninggalkan hidup lama yang penuh dosa dengan hidup baru di dalam kasih Tuhan.

Kebangkitan Kristus diwartakan oleh Malaikat Tuhan kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain yang hendak menengok kubur Yesus. Pada saat itu hari masih gelap dan terjadilah gempa yang menakutkan, sementara itu Malaikat Tuhan turun dari surga untuk menggulingkan batu penutup kubur Yesus. Malaikat berkata: “Jangan kamu takut! Aku tahu bahwa kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit seperti yang telah disabdakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia dibaringkan”. Malaikat juga mengatakan kepada mereka untuk segera pergi dan menyampaikan para murid bahwa Yesus sungguh-sungguh telah bangkit. Sebagai bukti-Nya Ia sudah mendahului mereka ke Galilea. Di sanalah mereka akan melihat Dia.

Pewartaan Malaikat ini, disatu pihak menakutkan namun di lain pihak membawa sukacita tersendiri bagi para wanita ini. Dalam suasana ketakutan dan sukacita yang besar ini Tuhan Yesus yang bangkit dengan mulia menampakkan diri-Nya dan berkata kepada mereka: “Jangan takut! Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan disanalah mereka akan melihat Aku”. Perjumpaan dengan Yesus membawa sukcita yang besar dan menghilangkan rasa takut. Para wanita percaya kepada Yesus yang bangkit dengan mulia dan siap mewartakannya kepada para murid-Nya.

Apakah kita sungguh percaya kepada kebangkitan Kristus? Katekismus Gereja Katolik (KGK, 989) mengajarkan kita: “Kita percaya dengan pasti dan berharap dengan penuh kepercayaan: seperti Kristus telah bangkit dengan sesungguhnya dari antara orang mati dan hidup selama-lamanya, demikianlah orang-orang benar, sesudah kematiannya akan hidup untuk selama-lamanya bersama Kristus yang telah bangkit kembali dan Ia akan membangkitkan mereka pada akhir zaman Bdk. Yoh 6:39-40.. Seperti kebangkitan-Nya, demikian pula kebangkitan kita adalah karya Tritunggal Maha kudus. St. Paulus berkata: “Dan jika Roh Dia yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu” (Rm 8:11) Bdk. 1 Tes 4:14; 1 Kor 6:14; 2 Kor 4:14; Flp 3:10-11).

Katekismus juga mengajarka bahwa Tuhan Yesus yang bangkit mengizinkan para murid untuk menyentuh-Nya, makan bersama mereka, dan menunjukkan bekas luka-luka. Namun satu hal penting yang patut kita ingat adalah Tubuh-Nya bukan lagi milik bumi melainkan terlebih untuk Kerajaan Bapa di surga (KGK, 645-646). Tubuh Tuhan yang bangkit tidak terikat dengan ruang dan waktu.

Perayaan Malam Paskah ini menjadi istimewa karena kita menimba kembali kasih dan kebaikan Tuhan Yesus Kristus. Dia sudah bangkit dan menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain. Dia juga berpesan untuk menjumpai-Nya di Galilea. Galiea adalah tempat hidup, tempat di mana kita semua berada dan berinteraksi. Biarkanlah sesama menikmati kebangkitan Kristus dalam Galilea kehidupan kita. Wartakanlah bahwa Kristus telah bangkit. Jangan takut untuk memberi kesaksian bahwa Kristus juga bangkit di dalam dirimu.

Selamat Pesta Paskah 2017

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply