Homili 1 Juni 2022 – Santo Yustinus, Martir

Peringatan Wajib St. Yustinus
Kis. 20:28-38
Mzm. 68:29-30,33-35a,35b-36c
Yoh. 17:11b-19

Lectio:

Dalam perjamuan terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya, “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.

Renungan:

Kuasa doa sang Imam Agung

Pada hari ini bersama seluruh Gereja kita mengenang santo Yustinus. Beliau adalah seorang Santo kudus dan martir. Ia lahir sekitar tahun 100 di Nablus, daerah Samaria. Orangtuanya berkebangsaan Yunani. Ia dibesarkan di lingkungan kepercayaan dan filosofi bangsa Yunani. Dengan demikian Yustinus diarahkan untuk mempelajari literatur, filsafat, sejarah dan retorika. Dia lalu dikenal sebagai sosok pembicara yang luar biasa. Dia menjadi filsuf Kristen pertama. Ketika dia berada di Roma, saat itu pula Gereja mengalami banyak penganiayaan. Yustinus pun mengalami banyak kesulitan terutama di hadapan penguasa Romawi bernama Rusticus. Kepada Risticus, Yustinus sebagai seorang Filsuf mengakui imannya bahwa agama Kristen adalah ajaran yang paling benar. Ia berkata: “Kami percaya akan satu Pencipta, dan bukan kepada dewa-dewa. Kami mengakui Putra-Nya Yesus Kristus, yang telah dinubuatkan oleh para nabi dan yang telah datang untuk membawa keselamatan bagi semua orang di manapun mereka berada.” Sebelum dihukum mati bersama enam rekannya, Yustinus tidak takut untuk mengakui dirinya sebagai pengikut Kristus dan siap untuk mati bagi-Nya. Kata-kata yang mengesankan kita semua: “Kami orang Kristen tidak akan pernah menyembah berhala… Yustinus adalah Filsuf dan Martir yang luar biasa.

Perkataan Santo Yustinus: “Kami percaya akan satu Pencipta, dan bukan kepada dewa-dewa. Kami mengakui Putra-Nya Yesus Kristus, yang telah dinubuatkan oleh para nabi dan yang telah datang untuk membawa keselamatan bagi semua orang di manapun mereka berada” mengantar kita untuk memahami bacaan Injil yang barusan kita dengan bersama-sama. Tuhan Yesus adalah Imam Agung yang sangat mengasihi murid-murid-Nya. Salah satu tanda kasih kepada para murid adalah dengan mendoakan mereka pada malam perjamuan terakhir. Yesus adalah Anak Allah, menegadah ke langit dan berdoa bagi semua murid. Bagi saya, ini adalah ekspresi yang luar biasa: Anak Allah masih mau menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid. Sikap doa dengan ‘menengadah ke langit’ adalah tanda kerendahan hati di hadapan Bapa. Yesus optimis, berharap pada kasih Bapa yang menyatukan dalam Roh Kudus. Ini merupakan salah satu gerak tubuh Yesus ketika bersatu dengan Bapa dalam doa. Yesus mendoakan semua murid, bukan hanya sebagian murid saja.

Apa yang menjadi intensi doa Yesus sang Imam Agung kepada Bapa di Surga?

Ada empat kata yang menarik perhatian kita dalam bacaan Injil yakni: memelihara, menjaga, melindungi dan menguduskan. Tuhan Yesus memohon supaya Bapa yang kudus memelihara para murid dalam nama Bapa sendiri. Allah Bapa adalah Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu. Di dalam nama-Nya yang kudus, setiap pribadi mengalami kasih dan keselamatan. Tuhan Yesus memohon pemeliharaan dari Bapak karena Ia sendiri sudah memelihara para murid-Nya selama berada bersama-Nya selama tiga tahun. Dengan doa permohonan ini kiranya Bapa tetap menjadi sang Pemelihara kehidupan. Tuhan Yesus menjaga para murid-Nya maka Ia juga memohon kepada Bapa supaya menjaga mereka dari kebinasaan selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa. Hidup abadi adalah jaminan yang pasti bagi para murid-Nya. Tuhan Yesus melindungi para murid maka Ia juga memohon supaya Bapa melindungi para murid-Nya dan menganugerahkan sukacita abadi kepada mereka. Tuhan Yesus menguduskan para murid-Nya maka Ia memohon supaya Bapa yang kudus tetap menguduskan para murid dalam kebenaran.

Tentu saja Tuhan Yesus tidak hanya berdoa bagi para murid-Nya. Dia mendoakan Gereja yang didirikan di atas para rasul supaya mengalami pemeliharaan, penjagaan, perlindungan dan pengudusan dari Tuhan. Yesus seorang Anak Allah begitu mencintai kita sehingga Dia tetap mendoakan kita. Dia tetap menengadah ke langit dan mendoakan kita semua supaya mengalami pemeliharaan, penjagaan, perlindungan dan pengudusan dari Tuhan seperti para murid Yesus.

Saya teringat pada seorang ibu yang selalu mendoakan suami, anak-anak dan cucu-cucunya. Ia membuat sebuah daftar nama-nama mereka dan mendoakannya tanpa henti. Saya merasa bahwa ini adalah sebuah kesaksian hidup yang luar biasa. Tuhan Yesus saja menengadah ke langit dan mendoakan semua murid-Nya, kita pun dapat mendoakan setiap pribadi yang ada di dlaam rumah, komunitas dan persekutuan kita. Kasih sejati itu dikuatkan oleh doa tanpa henti. Mari kita belajar dari Yesus untuk tetap menengadah ke langit, dengan sebuah harapan yang pasti bahwa Tuhan pasti memelihara, menjaga, melindungi dan menguduskan kita semua. Kuasa doa Yesus luar biasa bagi Gereja sepanjang zaman. Gereja  bersatu karena kuasa doa Yesus sang Imam Agung.

Doa: Tuhan Bapa di dalam surga. Kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau memberikan Yesus Kristus Putera-Mu yang selalu mendoakan kami. Semoga Engkau senantiasa memelihara, menjaga, melindungi dan menguduskan kami. Santo Yustinus, doakanlah kami selalu. Amen.

P. John Laba, SDB